Bisnis.com, KUALA LUMPUR—Cadangan mata uang asing Malaysia melorot di bawah US$100 miliar untuk yang pertama kalinya sejak 2010.
Bank Negara Malaysia melaporkan cadangan devisa per 31 Juli turun 3,8% menjadi US$96,7 miliar dari dua minggu awal.
Spekulasi yang berkembang menyebutkan, merosotnya cadangan devisa terjadi karena bank sentral membeli ringgit untuk menghentikan pelemahan mata uang.
Anjloknya cadangan devisa terjadi setelah ringgit terjun tergelincir 18% dalam 12 bulan terakhir.
Lemahnya nilai mata uang membuat pengelola keuangan seperti BNP Paribas SA, Societe Generale SA, dan Australia & New Zealand Banking Group Ltd. memangkas proyeksi nilai ringgit menjadi lebih lemah.
Pelemahan terjadi karena melemahnya harga minyak, skandal yang melibatkan Perdana Menteri Malaysia Najib Rajak, dan potensi kenaikkan suku bunga Federal Reserve (the Fed).
“Jika tekanan terlalu kuat, cadangan dolar yang kamu gunakana menjadi kurang efektif,” kada Sean Yokota, Kepala Strategi Asia di Skandinaviskan Enskilda Banken AB. Jumat (7/82015).
Saat ini dana global yang keluar dari pasar saham Malaysia mencapai US$3 miliar pada 2015, dan merupakan arus keluar (outflow) yang terbesar sejak 2008.