Bisnis.com, ARBIL, Irak - Pemerintah Wilayah Semi-Otonomi Kurdi Irak pada Sabtu (1/8) mengutuk serangan udara Turki terhadap sasaran kelompok terlarang Partai Pekerja Kurdi (PKK) di Irak Utara sehingga menewaskan delapan orang dan melukai 10 orang lagi.
"Kami mengutuk pemboman ini yang mengakibatkan meninggalnya beberapa orang dan menuntut Pemerintah Turki agar tidak membom warga sipil lagi," kata presiden wilayah itu di dalam satu pernyataan.
Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah pesawat tempur Turki membom beberapa desa di Gunung Qandil, sehingga menewaskan delapan warga dan petempur PKK serta melukai 10 orang lagi.
Kebanyakan korban meninggal di desa Zarkeli di Daerah Rawanduz di sebelah timur Ibu Kota Wilayah itu, Arbil --yang berada sekitar 350 kilometer di sebelah utara Ibu Kota Irak, Baghdad.
"Petempur PKK harus menjauhkan pertempuran dari Wilayah Kurdi guna menghindari warga sipil menjadi korban perang ini," kata pernyataan presiden Wilayah Kurdi tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi. Ditambahkannya, dilanjutkannya perang itu akan makin membuat warga sipil menderita, dan pernyataan tersebut mendesak Pemerintah Turki serta anggota PKK agar melanjutkan pembicaraan perdamaian.
Turki baru-baru ini melancarkan serangan terhadap anggota Negara Islam (IS) dan petempur PKK, termasuk melancarkan serangan udara dan pemboman artileri terhadap mereka di Suriah dan Irak.
Pada 24 Juli, beberapa jet tempur Turki membom Irak Utara untuk pertama kali dalam dua-setengah tahun belakangan, setelah penyelesaian damai bagi masalah Kurdi di Turki dicapai antara Ankara dan pemimpin Kurdi Abdullah Ocalan pada Maret 2013.
Partai Pekerja Kurdi di Bom, Kurdi Irak dan Turki Tegang
Pemerintah Wilayah Semi-Otonomi Kurdi Irak pada Sabtu (1/8) mengutuk serangan udara Turki terhadap sasaran kelompok terlarang Partai Pekerja Kurdi (PKK) di Irak Utara sehingga menewaskan delapan orang dan melukai 10 orang lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
7 jam yang lalu
Menakar Nasib Spektrum Frekuensi Merger FREN dan EXCL
9 jam yang lalu