Bisnis.com, PEKANBARU--Pekanbaru merayakan ulang tahun yang ke-231 pada 23 Juni 1025 lalu. Tahukan Anda, jika sejarah pembangunan di Pekanbaru tak lepas dari peran perusahan-perusahaan besar yang beroperasi di sekitarnya? Dalam rangka ulang tahun Ibu Kota Provinsi Riau itu, Bisnis menurunkan seri tulisan mengenai sejarah kota dan perkembangannya, berikut seri iv dari 4 tulisan:
Dari namanya, Sugiri Noto tentulah orang Jawa. Tapi, dia masuk dan mulai tinggal di Pekanbaru pada 1965, ketika ABRI mengamankan Indonesia dari rongrongan komunisme. Dia adalah tentara yang juga ikut berjuang mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari penjajah.
Anak dan cucu sang veteran lahir di sini, di Pekanbaru. Dia adalah satu dari sedikit pelaku sejarah yang hidup dan bisa bercerita tentang Pekanbaru masa lalu. Dia juga satu dari sedikit orang yang bersentuhan langsung dengan Caltex di masa itu. Maklum, dia memang ABRI yang salah satu tugasnya menjaga aset bangsa.
Saat memasuki Pekanbaru, kota ini tentulah jauh dari gambaran sekarang. ’’Ya, sekelas kecamatan-lah,’’ katanya memulai kisah.
Saat itu mereka susah mencari orang-orang yang mau jadi pejuang. Yang mau jadi tentara. Jangankan jadi tentara, yang mau bekerja secara professional saja susah. Bahkan, dulu sistem rekrutmen beberapa perusahaan di Riau, termasuk Chevron dan kontraktornya lebih berdasarkan pada siapa yang mau, bukan siapa yang mampu. Itupun, masih sangat sulit mendapatkan tenaga kerja yang siap bekerja.
Tapi Pekanbaru tetap menjadi episentrum perkembangan Riau dari dulu hingga kini. Apalagi setelah Chevron membuka kantornya di Rumbai, perkembangan Pekanbaru bergerak cepat. Di sekitar Bom Baru tepian Sungai Siak, sudah menjadi pusat keramaian yang luar biasa. Jembatan gantung yang dibangun Chevron menjadi satu-satunya akses untuk menyeberang, kecuali sampan kecil tentunya.
Kemajuan makin terasa saat Caltex mulai membangun Jembatan Siak 1 atau juga dikenal dengan Jembatan Leighton, Pekanbaru semakin ramai dan menjadi nadi penting yang menghubungkan daratan Sumatera di bagian barat dengan bagian timur.
’’Perkembangan Rumbai dan wilayah lainnya di Pekanbaru terdongkrak dengan kehadiran perusahaan Caltex itu,’’ kata Sugiri.
Pejuang yang lama mengabdi di Batalyon Salo-Bangkinang ini, juga menyatakan di awal Orde Baru, Caltex sangat banyak membantu tentara dalam menjalankan tugasnya. Mulai menyediakan kendaraan operasional sampai bantuan-bantuan lain untuk mempertahankan NKRI.
’’Sejarah dan perkembangan Pekanbaru dan Riau pada umumnya memang tidak bisa dilepaskan dari keberadaan Caltex itu. Bedanya, mungkin sekarang agak kurang terasa karena sudah banyak juga perusahaan lain dan memang produksi dan harga minyak yang turun,’’ katanya.