Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BOCAH ANGELINE DIBUNUH: Anak Margriet Dalang Perekayasa Anak Hilang

Penetapan Margriet Christina Megawe sebagai tersangka utama pembunuhan bocah Angeline (8), berujung pada terungkapnya orang-orang di balik rekayasa kejadian hilangnya Angeline.
Gerakan masyakarakat sipil Bali di media sosial dalam upaya pencarian bocah Angeline/facebook/yus
Gerakan masyakarakat sipil Bali di media sosial dalam upaya pencarian bocah Angeline/facebook/yus

Bisnis.com, JAKARTA - Penetapan Margriet Christina Megawe sebagai tersangka utama pembunuhan bocah Angeline (8), berujung pada terungkapnya orang-orang di balik rekayasa kejadian hilangnya Angeline.

Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar Siti Sapurah (Ipung) memperkirakan Yvonne Caroline Megawe dan Christina Megawe, anak pertama dan kedua Margriet, berperan besar dalam merekayasa peristiwa tersebut.

"Pasti terlibat mereka berdua," kata Ipung, Senin (29/6). Ipung menilai Yvone dan Christina adalah aktor di balik selebaran hilangnya Angeline.

Menurut dia, pembunuhan ini sudah direncanakan jauh hari. Motifnya adalah harta warisan yang diwasiatkan oleh ayah angkat Angeline, Douglas kepada Angeline.

Sayangnya dia tak memegang surat wasiat tersebut. Karena sebenarnya yang terjadi, tugas Margriet waktu itu hanya membunuh Angeline saja.

Setelah Angeline dibunuh, mereka berniat menghapuskan jejak kematian Angeline dengan cara dihilangkan. "Angeline itu memang sengaja dihilangkan. Terbukti sekarang Margriet tersangka utama," kata Ipung.

Yvone dan Christina bertugas untuk melaporkan hilangnya Angeline di media sosial. Di antaranya dengan mengajak lembaga Safe Childfoods Foundation untuk melakukan pencarian Angeline. Karena kebetulan Yvonne menjadi salah satu relawan di lembaga tersebut.

Melihat adanya ketidakberesan itu, pada 1 Juni 2015, Ipung mendesak Polsek Denpasar Timur untuk melakukan penyisiran kasus hilangnya Angeline. "Waktu itu saya sudah teriak-teriak di media massa bahwa Angeline sudah meninggal dan dikubur di dalam rumah".

Mendengar pernyataan Ipung yang cukup mengagetkan publik itu, Yvone dan Christina melakukan aksi napak tilas pada 3 Juni 2015. Ipung menduga, aksi seremonial yang dilakukan bersama KPAI dan Kapolda Bali Ronny Sompie itu hanya untuk mengalihkan perhatian publik dari pernyataan Ipung.

"Lha wong saya tidak diundang kok. Tapi saya datang untuk melihat," kata Ipung sembari menegaskan bahwa acara itu hanya semacam seremonial yang menjijikkan baginya. Yvone dan Christine juga ia sebut sebagai dalang dibalik rekayasa lainnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Yusran Yunus
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper