Kabar24.com, JAKARTA-- Ketua Dewan Perwakilan Pusat Partai Amanat Nasional Yandri Susanto menilai sejak awal pembentukan Kabinet Kerja oleh Presiden Joko Widodo tidak memberikan harapan dan terbukti tidak ada kejutan hingga saat ini, pandangan itu diungkapkan menanggapi adanya isu reshuffle kabinet.
"Dari awal tidak berikan harapan yang besar, kita politisi prediksi pasti tidak akan ada kejutan karena cenderung berbagi kekuasaan," katanya dalam sebuah diskusi di yang bertajuk Menteri Menghitung Hari
di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (27/6/2015).
Menurut dia, janji Presiden tidak memberikan jatah-jatah kursi dalam pembentukan kabinet, malah justru sebaliknya dipertontonkan bagi kekuasaan kepada partai politik pendukung yang terjadi. Selain itu, ujar Yandri, sesama menteri bisa silang pendapat, hal itu menunjukan koordinasi lemah.
"Misal mengenai kartu sakti beberapa menteri berbeda pendapat. Makin kesini koordinasi lemah dan kebijakan pro rakyat juga lemah," katanya.
Yandri mengungkapkan koordinasi yang lemah antar menteri itu memperlihatkan kepemimpinan Jokowi patut dipertanyakan. Pasalnya secara tidak langsung, komposisi menteri yang dipilih Jokowi tidak ideal.
"Kondisi pelemahan ekonomi dan terkadang komentar menteri menghantam Jokowi. Beda pendapat tentang kurs rupiah dan undang-undang beda pendapat. Patut dipertanyakan bagaimana Jokowi mengatur menterinya dan bisa saja menteri itu lebih memilih melapor ke bos partai ketimbang presiden," katanya.
Oleh karena itu, dia meminta Presiden agar memperbaiki kepemimpinannya dengan memanfaatkan momentum wacana reshuffle untuk memperbaiki komposisi kabinet saat ini. "Saya kira tidak perlu ragu. Kalau menteri tidak becus ini saatnya diganti. Pilih kader terbaik bangsa," katanya.