Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah segera membangun sepuluh sumur bor untuk menunjang irigasi areal persawahan di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur yang mengalami kekeringan.
Menteri Sosial Khofifah Infar Parawansa mengatakan berdasarkan temuan di lapangan, bencana kelaparan yang berujung pada meninggalnya 11 balita akibat gizi buruk disebabkan oleh gagal tanam dan gagal panen. Padahal daerah tersebut merupakan daerah pertanian yang potensial.
"Kita temukan memang mereka mengalami rawan pangan, bukan kelaparan ya. Kenapa rawan pangan? Karena gagal tanam dan gagal panen," tutur Khofifah di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (26/6/2015).
Gagal tanam dan gagal panen itu, lanjutnya, disebabkan oleh musim kering berkepanjangan yang berlangsung sejak 2014. Akibatnya, sebanyak 21.134 balita mengalami gizi buruk lantaran kekurangan pasokan bahan pangan.
Untuk mengatasi kondisi kekeringan pada areal kebun dan persawahan rakyat, pemerintah berencana menyalurkan bantuan berupa pembuatan 10 sumur bor di Kecamatan Kualin yang terdiri dari Desa Desa Kualin, Toineke, Tuafanu, Tuapakas, dan Oni, serta Kecamatan Amanuban Selatan, meliputi Desa Oebelo dan Noemuke.
"Sudah kita komunkasikan bahkan sudah dibawa ke ratas bahwa Menteri Pertanian sudah mengirim tim untuk menyiapkan 10 sumur bor. Satu sumur bor itu bisa mengairi 12 hektare," tuturnya.
Dengan bantuan irigasi tersebut, masyarakat NTT yang memiliki kultur bertani dapat memulai kembali aktivitas cocok tanam berbagai tanaman pangan, seperti jagung, maupun komoditas hortikultura seperti cabai, terong, tomat, dan bawang.
"Varian tanamannya banyak. Kalau mendapatkan suplai air dari sumur bor, kekeringan teratasi dan cukup untuk membangun ketahanan hidup mereka," pungkasnya.