Bisnis.com, JAKARTA -- Kapal MT Orkim Harmony yang berbendera Malaysia dinyatakan hilang di perairan Malaysia pada 12 Juni lalu. Kapal tersebut mengangkut 5 warga negara Indonesia, 16 orang warga negara Malaysia, dan satu orang warga negara Myanmar.
Kementerian Luar Negeri telah memanggil Direktur PT. Yudian Unggul Indonesia, agen penyalur (manning agent) yang memberangkatkan kelima ABK Indonesia. Dari pembicaraan tersebut didapatkan informasi bahwa tanker tersebut dalam pelayaran dari Singapura menuju Kuantan dan membawa kurang lebih 6000 metrik ton BBM sejenis Pertamax plus.
"Pihak owner menduga tanker tsb menjadi korban pembajakan. Lokasi terakhir sekitar 30 mil laut dari Tanjung Sedili timur," kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal, Rabu (17/6/2015).
Dia menjelaskan, kuatnya dugaan pembajakan karena sebelumnya di lokasi yang hampir sama, kapal serupa milik owner juga dibajak pada tanggal 4 Juni yang lalu, namun keesokan harinya kapal tersebut dan awaknya sudah dibebaskan oleh para pembajak. Pada pembajakan 4 Juni tersebut, pembajak hanya mengambil muatan kapal.
"Pihak manning agent telah menghubungi semua kerabat dari kelima ABK dan memastikan bahwa pihak perusahaan akan tetap membayarkan gaji kelima ABK selama kapal dan awak belum ditemukan. Namun demikian mengenai masalah kompensasi tambaham diluar gaji akan dibahas kemudian," jelasnya.
Para ABK tersebut, imbuhnya, telah dicover oleh asuransi. Saat ini, KJRI Johor telah berkoordinasi dengan kepolisian setempat dan Mabes Polri. "Sudah dapat diperkirakan posisi akhir kapal di sekitar Laut China Selatan."