Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buaya di Sungai Porong Jadi Obyek Wisata, Warga Diminta Hati-hati

Buaya di Sungai Porong Jadi Obyek Wisata, Warga Diminta Hati-hati
Buaya/www.telegraph.co.uk
Buaya/www.telegraph.co.uk

Kabar24.com, JAKARTA - Penolakan evakuasi buaya muara oleh warga sekitar perairan hulu Sungai Porong direspons pemerintah kabupaten Sidoarjo. Bupati Sidoarjo, Saiful Illah memenuhi permintaan warga Dusun Awar Gunting, Desa Tambak Rejo, agar menjadikannya obyek wisata.

Menurut pakar ekoturisme dari Universitas Airlangga Nurdin Razak, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. “Pemerintah Sidoarjo harus menurunkan tim lingkungan untuk mengkaji serius persoalan ini. Jangan sampai buaya itu mati karena ekosistemnya jadi rusak,” ujarnya saat, Senin 8 Juni 2015.

Warga setempat, kata Nurdin, harus diedukasi mengenai jarak  aman buaya dengan manusia. Sehingga idealnya lokasi wisata diberi pagar agar tidak terjadi konflik antara buaya dan pengunjung. “Keterangan soal jarak aman itu pun harus sesuai arahan ahli reptil, bukan versi penduduk atau dinas pariwisata,” tegasnya.

Berdasarkan informasi yang ia pelajari, buaya berjenis crocodylus porosus di sana tak terusik meski hanya berjarak 10 meter dengan manusia. “Mungkin ada perubahan perilaku. Tapi jika teorinya harus minimum jarak 20 meter ya harus dipatuhi. Jangan sampai perubahan perilaku yang tampak jinak itu malah membuat masyarakat abai terhadap keselamatan,” kata dosen pariwisata itu.

Tak cukup meresmikannya sebagai wisata, pemerintah memiliki kewajiban lain. Menurut Nurdin, pemerintah kabupaten wajib memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai tanggung jawabnya terhadap lingkungan. “Pemerintah harus mengedukasi bahwa ekosistem itu dijaga sebagai area konservasi,” imbuhnya.

Dosen pariwisata itu mengungkapkan, wisata buaya Porong ini sebaiknya dilihat sebagai suatu entitas kesatuan wilayah konservasi menjadi desa ekowisata. “Sekalian dibikin professional, jadi ada regulasi dan pertanggungjawaban lingkungan dari masyarakat desa itu. Mereka juga punya hak dan kewajiban untuk memperhatikan kelangsungan hidup dan ekosistem si buaya.”

Sebelumnya, Gubernur Soekarwo telah mengingatkan tentang bahaya satwa itu dengan tetap meminta petugas Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur meyakinkan warga. “Ya saya juga minta ke pak Bupati supaya menyadarkan ke masyarakat,” katanya pada Jumat 5 Juni 2015.

Dia juga mengatakan keselamatan jiwa jauh lebih berharga ketimbang pendapatan dari parkir dan berjualan. Soekarwo mencemaskan aliran sungai yang cukup dekat dengan dusun. “Sungainya akrab dengan masyarakat. Ya tugas negara melindungi rakyatnya.”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Tempo.co

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper