Bisnis.com, PONTIANAK—Bank Indonesia memprediksi perekonomian Provinsi Kalimantan Barat bakal tumbuh melambat pada level proyeksi 5,17% (y-o-y) yang diakibatkan oleh melesunya industri pengolahan dan sektor perdagangan.
Pada kuartal I/2015 mengalami peningkatan 4,75% (y-o-y) dibandingkan dengan kuartal IV/2014 yang berada di level 3,90% (y-o-y). Level itu sedikit di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 4,7% (y-o-y).
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalbar Dwi Suslamanto mengatakan secara regional pertumbuhan ekonomi Kalimantan tercatat melambat, disebabkan oleh kontraksi pertumbuhan ekonomi Kaltim.
"Penyebabnya masih turunnya harga batu bara dan berkurangnya permintaan dari Tiongkok," kata Dwi pada pemaparan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional di Pontianak, Senin (8/6).
Dwi memaparkan dari sisi penggunaan pada kuartal ini masih didorong oleh laju pertumbuhan positif pada komponen investasi dan konsumsi rumah tangga.
Komponen investasi berkontribusi sebesar 34%. Walaupun melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya tetapi masih mampu menopang pertumbuhan ekonomi provinsi. Sementara, kata Dwi, dari sisi rumah tangga memberikan kontribusi sebesar 64,57%.
Dari sisi sektoral juga bernasib sama, menurutnya, mengalami perlambatan kendati sektor konstruksi pada kuartal ini masih memberikan andil pertumbuhan sebesar 0,91% terhadap total pertumbuhan ekonomi.