Bisnis.com, JAKARTA - Ungkapan Jas Merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah yang didengungkan oleh Bung Karno agaknya dipandang sebelah mata oleh masyarakat negeri ini. Hal ini bisa dilihat dari minimnya kunjungan wisatawan domestik ke Museum Gedung Arsip Nasional.
Berdasarkan data yang diperoleh, setiap harinya hanya ada lima wisatawan demestik yang berkunjung ke museum yang terletak di Jalan Gajah Mada, Jakarta Barat tersebut. Sedangkan wisatawan mancanegara bisa mencapai 20 orang.
“Kalau wisatawan domestik paling sekitar lima orang per hari. Sedangkan wisatawan asing berkisar 20 orang. Kebanyakan mereka dari Belanda, Jepang, dan Taiwan,” ujar Sirojudin, pemandu wisata sekaligus petugas keamanan museum, Sabtu (6/6/2015).
Padahal, kata Sirojudin, Museum Arsip Nasional cukup memliki daya tarik dan menyimpan 200 benda bersejarah dan surat arsip peninggalan dari kerajaan nusantara dan pemerintah Hindia Belanda.
Barang-barang peninggalan sejarah itu berupa kursi dan lemari peninggalan kesultanan di nusantara, senjata dan perlengkapan perang dari berbagai kesultanan, senjata pemerintah Hindia Belanda seperti meriam dan senjata api.
Selain itu juga --dimuseum Arsip ini (foto)-- ada gong dari kerajaan Jawa, terakhir yang paling banyak adalah arsip surat-surat kerjasama antara kesultanan dengan kesultanan lain, dan ada juga kerjasama antara kesultanan dan pemerintah Hindia Belanda.
“Kebanyakan adalah arsip surat-surat kerjasama antara kesultanan dengan kesultanan semua ditulis dalam bahasa Arab, untuk terjemahaan ada di kantor pusat arsip Jalan Ampera Cilandak. Sementara yang lain-lain adalah barang peninggalan Hindia Belanda,” ungkapnya.
_1687008348.jpg?w=184&h=104)
.jpg?w=300&h=221)
