Kabar24.com, JAKARTA-- Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Manahan Simorangkir membenarkan dugaan anggotanya terlibat kasus pembunuhan aktivis lingkungan Jopi Peranginangin, 39 tahun.
Polisi Militer Angkatan Laut masih menyelidiki kasus tersebut untuk memastikan bahwa anggotanya betul-betul terlibat.
“Sampai saat ini belum ada informasi apakah yang bersangkutan sudah ditangkap atau belum,” ujar dia saat dihubungi, Senin (25/5/2015).
Manahan mengatakan, POMAL sudah mengidentifikasi orang yang terduga pelaku pembunuhan tersebut. Prajurit setingkat Tamtama itu diketahui berinisial J. Dia yakin POMAL bisa segera menemukan keberadaan anggotanya tersebut. Begitu pun kesatuan terduga pelaku yang masih dalam penyelidikan.
“Semua masih diselidiki oleh Polisi Militer,” ujar Manahan.
Menurut dia, TNI AL telah berkoordinasi dengan Polres Jakarta Selatan untuk menyelidiki kasus tersebut. POMAL juga telah menerima rekaman kamera CCTV dari Polres untuk membantu menyelidiki dan mengidentifikasi pelaku.
“Tapi kalau dari hasil penyelidikan sementara memang diduga ada keterlibatan anggota TNI AL.”
Manahan memastikan jika anggota TNI itu sedang tidak dalam keperluan tugas kesatuan. Karena itu, dia menyatakan kalau J juga bakal dijerat dengan hukum pidana militer kalau terbukti melakukan pembunuhan terhadap Jopi. Hukuman pidana itu bakal diberikan kepada J setelah POMAL bisa memastikan motivasi dalam kasus tersebut.
“Awalnya kan perkelahian saja, tapi kemudian ada pembunuhan jadi harus ditelusuri motivasi dia (pelaku) itu apa,” ujar dia.
Namun Manahan menyatakan jika prajuritnya itu dipastikan bakal mendapat sanksi disiplin atas perbuatannya.
“Mudah-mudahan bisa cepat (terungkap),” kata dia melanjutkan.
Perihal senjata, Manahan belum bisa memastikan kalau J menggunakan senjata yang dimiliki sebagai tentara Angkatan Laut. Dia menyatakan tiap prajurit TNI AL memang dibekali senjata yang disebut sangkur.
Jopi Teguh Lasmana Peranginangin tewas akibat luka tusuk di bagian punggung tembus ke paru-paru di Venue Club Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu, 23 Mei 2015. Nyawanya tak bisa diselamatkan oleh tim dokter di Rumah Sakit Pusat Pertamina.