Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi Bahaya Radikalisme, Imunisasi Ideologi Diperlukan

Pengentasan radikalisme yang kian berkembang di masyarakat, baik yang bersifat ideologis, kriminal hingga budaya memerlukan upaya yang sistematis, seperti imunisasi ideologi.
Densus 88./Antara
Densus 88./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pengentasan radikalisme yang kian berkembang di masyarakat, baik yang bersifat ideologis, kriminal hingga budaya memerlukan upaya yang sistematis, seperti imunisasi ideologi.

Wakil Ketua Fraksi PKS MPR Ahmad Zainuddin mengatakan radikalisme harus dihilangkan. Namun, caranya tidak boleh represif dan sewenang-wenang karena dapat menimbulkan radikalisme baru.

Menurutnya, sistem pertahanan nasional harus terus diperkuat dan sosialisasi tentang ideologi bangsa juga kian ditanamkan dengan langkah yang terukur dan sistematis. Semua elemen masyarakat dan bangsa harus terlibat dalam upaya penguatan ini.

"Salah satu upaya yang bisa ditempuh adalah dengan imunisasi ideologi," ujar Ahmad dalam keterangan tertulis, Senin (11/5/2015).

Direktur Eksekutif Centre for Indonesian Reform (CIR) Sapto Waluyo menambahkan imunisasi ideologi merupakan penanaman nilai atau orientasi yang harus dilakukan sejak dini dalam keluarga, sekolah, dan lingkungan pergaulan.

Pembentukan karakter kepribadian diri akan membentuk seseorang memiliki pandangan yang jelas tentang masa depan. Pasalnya, bahaya kekosongan ideologi membuat kerentanan terhasut oleh kelompok yang memiliki kepentingan tersembunyi.

"Misalnya kegiatan rohis [rohani Islanm]di sekolah. itu sebenarnya salah satu bentuk imunisasi ideologi, karena kalau tidak ada rohis berbagai ideologi radikal bisa masuk ke sekolah. Banyak anggota rohis yang berprestasi olimpiade. Yang di luar justru terlibat tawuran," jelas Sapto.

Sementara itu, Rektor Universitas Ibnu Khaldun HE Bahruddin menyampaikan radikalisme dipicu faktor politik, ekonomi, pemikiran, hukum, psikologis dan pendidikan yang timpang.

"Eksekutif, legislatif dan yudikatif harus menjadi contoh yang baik dan mengedepankan sikap dan perilaku adil, baik di politik, ekonomi, pendidikan, dan hukum sehingga tidak menjadi penyebab lahirnya radikalisme baru," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper