Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Angka Keracunan Makanan Capai 1.218 Kasus

Kasus keracunan makanan masih banyak terjadi di sejumlah daerah di Indonesia seiring masih rendahnya mutu pengawasan produksi olahan pangan.nn
Petugas Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan obat ilegal yang berhasil disita dalam sebuah penggerebekan di Ruko Golden Bulevard, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (7/5/2015)./Antara-Muhammad Iqbal
Petugas Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan obat ilegal yang berhasil disita dalam sebuah penggerebekan di Ruko Golden Bulevard, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (7/5/2015)./Antara-Muhammad Iqbal

Bisnis.com, BOGOR -- Kasus keracunan makanan masih banyak terjadi di sejumlah daerah di Indonesia seiring masih rendahnya mutu pengawasan produksi olahan pangan.

Direktur Surveilan dan Peyuluhan Keamanan Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan Halim Nababan mengungkapkan sistem keamanan pangan di Indonesia belum sepenuhnya terjaga.

"Selama periode 2010-2014 angka keracunan makanan di Indonesia mencapai 1.218 kasus," ujarnya saat menjadi pembicara pada pembentukan Asosiasi Profesi Keamanan Pangan Indonesia di Bogor, Jumat (8/5/2015).

Menurutnya kasus keracunan berasal dari makanan rumah tangga, disusul dari makanan katering, jajanan pasar dan sekolah.

Dia mengatakan pihaknya tidak bisa menjamin makanan yang dikonsumsi masyarakat bisa terbebas 100% kehigienisannya. Sebab, kata dia, kemampuan pengolah makanan tidak bisa dikontrol sepenuhnya.

Untuk tahun ini, Badan POM terus melakukan pengawasan dan pembelajaran bagi seluruh pihak agar menjaga konsumsi makanannya. Targetnya, kata dia diutamakan untuk menurunkan angka keracunan di jajanan sekolah.

"Kami targetkan 90% tahun ini angka keracunan jajanan sekolah turun," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Miftahul Khoer

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper