Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GEMPA NEPAL: 10 WNI di Nepal Masih Belum Bisa Dihubungi

Sebanyak 10 warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Nepal saat peristiwa bencana gempa bumi pada Minggu (26/4/2015) hingga kini belum bisa dihubungi.
Gempa Nepal/Reuters
Gempa Nepal/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 10 warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Nepal saat peristiwa bencana gempa bumi pada Minggu (26/4/2015) hingga kini belum bisa dihubungi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan berdasarkan informasi Kemenlu hingga saat ini, masih ada 10 orang WNI yang belum dapat dihubungi.

Sebanyak 10 WNI tersebut adalah 2 orang WNI yang selama ini menetap di Nepal dan juga 8 orang lainnya adalah WNI yang kebetulan saat kejadian sedang berkunjung ke Nepal.

"WNI yang menetap di Nepal ada 31 orang, di mana 29 orang sudah dapat dihubungi dan 2 orang belum dapat dihubungi. Sementara, WNI yang sedang berkunjung di Nepal saat gempa ada 66 orang, di mana 31 orang di antaranya dapat dihubungi, 8 orang belum dapat dihubungi, dan 27 orang sudah berada di luar Nepal dalam kondisi selamat," tuturnya melalui pesan singkat, Sabtu (2/5/2015).

Diketahui, tim Indonesia selain memberikan bantuan darurat bagi korban gempa Nepal juga akan mengevakuasi WNI di Nepal.

Pesawat A330 Garuda Indonesia yang membawa 33 personil dan 30,7 ton bantuan kemanusiaan tahap kedua dari Indonesia untuk korban gempa Nepal telah tiba di Kathmandu pada Sabtu (2/5) pukul 02.00 waktu setempat.

Tim Indonesia dipimpin Junjungan Tambunan, Direktur Tanggap Darurat BNPB, yang telah berada di Nepal sebelumnya langsung bergabung tim internasional.

Kemenlu memfasilitasi pertemuan dengan berbagai pihak internasional disana.

Hingga saat ini, jumlah korban tewas akibat gempa meningkat menjadi 6.250 orang dengan 14.357 orang luka-luka. Sebanyak 160.786 rumah hancur dan 143.673 rumah telah rusak.

UN OCHA memperkirakan 2,8 juta jiwa mengungsi dan lebih dari 3,5 juta jiwa yang membutuhkan bantuan pangan. Sekitar 70.000 rumah hancur dan 530.000 lainnya rusak.

Bantuan di daerah Kathmandu dan Sindhupalchowk sudah cukup banyak, namun di daerah-daerah lain bantuan masih banyak diperlukan.

Terbatasnya akses jalan dan komunikasi ke daerah-daerah menyebabkan bantuan belum dapat didistribusikan dengan baik. Helicopter adalah kebutuhan mendesak yang diperlukan untuk mendistribusikan bantuan.

Operasi besar diperlukan untuk memastikan distribusi bantuan segera dengan berprinsip menjangkau korban dalam 6 minggu ke depan, sebelum musim hujan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper