Bisnis.com, JAKARTA— Sebanyak 33 personil dan 30,7 ton barang bantuan kemanusiaan tahap kedua dari Indonesia untuk korban gempa bumi Nepal dilaporkan tiba di Kathmandu pada Sabtu dini hari (2/5/2015) pukul 02.00 waktu setempat.
Tim Indonesia dipimpin Direktur Tanggap Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Junjungan Tambunan langsung bergabung dengan tim internasional. Kementerian Luar Negeri memfasilitas pertemuan dengan berbagai pihak internasional tersebut.
“Hingga saat ini, jumlah korban tewas akibat gempa meningkat menjadi 6.250 orang dengan 14.357 orang luka-luka,”sebut Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, dalam keterangan pers yang diterima Bisnis, Sabtu(2/5/2015).
Selain itu, sebanyak 160.786 rumah hancur total dan 143.673 rumah telah rusak.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Persatuan Bangsa-bangsa (UN OCHA) memperkirakan 2,8 juta jiwa mengungsi dan lebih dari 3,5 juta jiwa yang membutuhkan bantuan pangan. Sekitar 70.000 rumah hancur dan 530.000 lainnya rusak.
Bantuan di daerah Kathmandu dan Sindhupalchowk sudah cukup banyak, namun di daerah-daerah lain bantuan masih banyak diperlukan.
Dijelaskan, akses jalan dan komunikasi ke daerah-daerah yang terbatas menyebabkan bantuan belum dapat didistribusikan dengan baik.
Sutopo mengungkapkan Helikopter adalah kebutuhan mendesak yang diperlukan untuk mendistribusikan bantuan. Operasi besar diperlukan untuk memastikan distribusi bantuan segera untuk menjangkau korban dalam 6 minggu ke depan, sebelum musim hujan.
Selain memberi bantuan darurat bagi korban gempa Nepal, tim Indonesia juga akan mengevakuasi WNI di Nepal.
Menurut Kemenlu hingga saat ini masih ada 10 orang WNI yang belum dapat dihubungi. Terdiri dari, delapan orang yang sedang berkunjung ke Nepal, dan dua orang WNI yang menetap di Nepal.