Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Misteri Kematian Nurdin, Teman Kerja: Maaf Saya Enggak Mau Ngomong...

Misteri kasus kematian Nurdin Priatna (27), pegawai stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), Pasar Pucung, Kota Depok hingga saat ini belum terungkap.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, DEPOK-- Misteri kasus kematian Nurdin Priatna (27), pegawai stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), Pasar Pucung, Kota Depok hingga saat ini belum terungkap.

SPBU tempat Nurdin bekerja pada Selasa (28/4/2015) beroperasi seperti biasanya. Pantauan Bisnis.com, aktivitas karyawan tampak normal dan tidak mengesankan telah terjadi sesuatu dengan kematian Nurdin pada Sabtu (25/4/2015).

Sejumlah pegawai SPBU yang bertugas sebagai operator enggan dimintai keterangan ihwal kasus temannya yakni Nurdin itu.

"Wah maaf saya enggak mau ngomong soal Nurdin," ujar salah satu pegawai SPBU itu.

Tapi dia mengatakan kesehariannya, Nurdin tergolong orang baik. Nurdin termasuk orang yang rajin bekerja. "Paling kalau istirahat dia ngopi, ngerokok. Orangnya pendiam. Saya juga jarang ngobrol sama dia," ujarnya singkat.

Nurdin, pria berusia 27 tahun itu sebelumnya disangka menggondol duit Rp56 juta di tempatnya bekerja. Polisi menangkap Nurdin pada Rabu (23/4/2015) dari hasil rekaman CCTV di SPBU tersebut.

Penangkapan Nurdin oleh kepolisian sektor Sukmajaya Kota Depok mulanya tak membuat heboh keluarga. Namun, setelah Kamis malam (24/4/2015) keadaan mendadak berubah.

Pihak keluarga memperoleh informasi bahwa Nurdin mendadak kejang-kejang dengan kondisi kritis. Polisi membawa Nurdin ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta.

Pada Sabtu itu setelah kejang-kejang, Nurdin ditemukan tewas tanpa pendampingan keluarga. Sebelumnya, pihak keluarga pun tak tahu persis pukul berapa Nurdin menghembuskan nafas.

Iis Hasanah, tante Nurdin yang datang ke rumah sakit saat masa kritis Nurdin bahkan menemukan keponakannya itu sudah diikat tali khusus mayat saat pihak keluarga masuk ke ruangan Nurdin. Pihak keluarga pun menemukan kejanggalan.

Sekitar pukul 11.00 WIB pada Sabtu itu, jenazah Nurdin dibawa ke Kampung Cijambe, RT 8/RW 4, Desa Sukaresmi, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Nurdin tiba di kediamannya sekitar pukul 16.00 WIB.

Kepolisian Resor Kota Depok menuturkan kematian Nurdin akibat terjatuh dan kepalanya terbentur benda keras saat Nurdin hendak melarikan diri. "Saat itu tangan Nurdin terborgol," ujar Kapolres Kota Depok Kombes Ahmad Subarkah di Balaikota Depok, Senin (27/4/2015).

Pihak keluarga korban hingga saat ini tidak percaya bahwa Nurdin meninggal akibat terjatuh. Pasalnya terdapat sejumlah luka lebam, lecet dan kulit bolong-bolong di beberapa bagian tubuhnya.

"Gak mungkin kalau terjatuh. Kami menduga dia disiksa," tutur Iis.

Saat penangkapan Nurdin di tempatnya bekerja, polisi juga memintai keterangan kepada para pekerja lainnya yakni Rian, Rusli, Ari, Yunus dan Hamdan. Mereka dibawa ke Polsek Sukmajaya Depok. "Polisi juga menyita ponsel mereka," paparnya.

Saat Bisnis.com mendatangi lokasi SPBU Pasar Pucung, para pekerja lain juga enggan dimintai keterangan. Mereka memberikan kewenangan bicara soal kematian Nurdin pada Rian, pengawas SPBU yang juga sempat dimintai keterangan polisi tidak berada di tempat.

"Tapi sekarang dia lagi keluar, entah ke mana. Biasanya sih suka ada," kata salah seorang karyawan SPBU saat ditemui.

Pihak keluarga sampai saat ini menduga Nurdin tidak bersalah. "Selama ini kan uang yang disangka dicuri Nurdin belum terbukti. Kami juga belum liat CCTV nya. Mungkin saja dia dijebak atau gimana," kata Iis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper