Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

54 Negara Afrika Siapkan African Single Market

Lima puluh empat negara di Benua Afrika tengah mempersiapkan terbentuknya pasar tunggal Afrika (African Single Market) untuk meningkatkan perdagangan intra Afrika maupun dengan mitra dagang lainnya.
Bendera negara peserta Konferensi Asia Afrika. /reuters
Bendera negara peserta Konferensi Asia Afrika. /reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Lima puluh empat negara di Benua Afrika tengah mempersiapkan terbentuknya pasar tunggal Afrika (African Single Market) untuk meningkatkan perdagangan intra Afrika maupun dengan mitra dagang lainnya.

Deputi Presiden Afrika Selatan Matamela Cyril Ramaphosa mengatakan ekonomi Afrika tumbuh dengan cukup pesat. Rata-rata pertumbuhan ekonomi Afrika diperkirakan di atas 5% dalam beberapa tahun ke depan.

Mewakili negara-negara Afrika, Ramaphosa menuturkan pertumbuhan ekonomi di Afrika bergulir sering peningkatan arus investasi asing, pembangunan infrastruktur, manufaktur, dan pertanian di Benua Hitam ini.

"African Union segera mendorong pasar tunggal Afrika yang mengakomodir perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) 54 negara di Afrika," tuturnya dalam pembukaaan Asian-Africa Business Summit 2015 di JCC, Selasa (21/4).

Pada 2011, perdagangan intra-regional Afrika mencapai US$133 miliar atau hanya 11,8% dari total perdagangan dunia yang pada periode tersebut mencapai US$1.129 miliar.

Afrika Selatan merupakan negara dengan nilai perdagangan terbesar, diikuti Nigeria dan Algeria. Sedangkan Mesir memiliki defisit perdagangan terbesar, diikuti Kenya, Afrika Selatan, dan Ghana.

Adapun produk yang ekspor unggulan intra-Afrika adalah minyak dan gas, mineral tambang, kayu dan produk kayu, coklat, kopi, dan teh, gula, baja, tepung dan sereal, serta kapas.

Selain membentuk sistem pasar tunggal Afrika, Ramaphosa juga mengakui arus barang dan jasa dari dan menuju Afrika terhambat oleh infrastruktur, seperti rel kereta, pelabuhan, dan jalan.

"Banyak negara di Afrika yang tidak punya rel kereta, pelabuhan, dan jalan yang memadai untuk perdagangan. Sehingga sumber daya alam yang dimiliki tidak dimanfaatkan untuk menghasilkan produk manufaktur," imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper