Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MISTERI KEMATIAN MAHASISWA UI: Belum Terang Benderang Akseyna Dibunuh atau Bunuh Diri

Hampir sebulan sejak ditemukan tewas terapung di Danau Kenanga Kampus UI Depok, misteri kematian mahasiswa UI Akseyna Ahad Dori belum terungkap.
Ilustrasii pembunuhan/thailandlaw.org
Ilustrasii pembunuhan/thailandlaw.org

Kabar24.com, JAKARTA - Hampir sebulan sejak ditemukan tewas terapung di Danau Kenanga Kampus UI Depok, misteri kematian mahasiswa UI Akseyna Ahad Dori belum terungkap.

Kepolisian Resor Depok belum bisa memastikan apa mahasiswa Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam itu dibunuh atau bunuh diri.

Ayah Akseyna Ahad Dori, Sus Mardoto mengatakan dalam kurun waktu itu, pihak keluarga belum melihat hasil otopsi yang sudah dilakukan polisi.

"Apa saya harus minta? Seharusnya mereka yang memberikan. Keluarga akan senang jika polisi memberikan hasil otopsi itu," ujarnya.

Otopsi jenazah dilakukan tim forensik Rumah Sakit Polri R. Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur. Mayat Aksyena langsung dibawa saat ditemukan dalam kondisi berpakaian lengkap dan tas berisi batu yang menempel dipunggungnya. Batu itu, diduga untuk menenggelamkan Akseyna.

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian dan Kesehatan Kepolisian Daerah Metro Jaya, Musyafak mengatakan ada sejumlah luka memar pada jenazah pria berusia 18 tahun itu. "Tapi, saya kurang hafal di bagian mana".

Musyafak menjelaskan luka memar itu bisa akibat benda tumpul. "Tapi, bukan berarti dipukul, bisa terbentur," ujarnya. Sebab, dari hasil pemeriksaan forensik, Akseyna masih bernapas saat berada di dalam air.

"Itu diketahui karena ada pasir dan air di dalam paru-parunya".

Menurut Musyafak, Akseyna meninggal karena lemas pada paru-paru akibat tidak ada udara dan menghirup air. "Itu penyebab kematiannya, tapi apakah tenggelam sendiri atau ditenggelamkan (dibunuh), ini yang masih diselidiki dan ranahnya penyidik."

Menurut Mardoto, keluarga hanya tahu lewat media ihwal hasil keterangan otopsi. "Saat diperiksa, kami juga tidak diperlihatkan hasil otopsi itu," katanya.

Jika pihak keluarga bisa diberikan hasil otopsi Akseyna, maka akan ada sedikit kelegaan ihwal penyebab kematian. "Kami sudah ikhlas. Namun, cara kematian Akseyna sangat tidak wajar dan janggal," katanya.

Kejanggalan pertama, ucap Mardoto, berada di tas menempel yang ditemukan saat mayat Akseyna ditemukan. Dalam tas itu, ditemukan bongkahan batu yang diduga untuk menenggelamkan pria yang akbar disapa Ace.

Kedua, adanya luka memar di tubuh Ace. Ketiga, secarik kertas bertuliskan ""'Will not return for please don't search for existence, my apologies for everything enternally," yang ditemukan di kamar kos Ace di Kelurahan Kukusan, Beji, bukan tulisan anaknya. "Penyidik banyak mengabaikan pertemuan awal ini,"katanya.

Menurut Mardoto, walau keluarga sudah ikhlas ihwal kematian Ace, anaknya yang berprestasi patuh, kritis, rumahan, dan tidak suka keluyuran, namun berharap kepolisian bisa membuka kasus ini. "Karena, kalau bunuh diri tidak akan melakukan cara serumit itu."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Yusran Yunus
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper