Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ANGGOTA DPR DITANGKAP: Saat Hajatan Kongres, PDIP Diterpa 'Tsunami Politik'

Belum cukup 24 jam Kongres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dibuka pada Kamis siang dan Megawati Soekarnoputri ditetapkan kembali sebagai Ketua Umum DPP PDIP periode 2015-2020, partai berkuasa ini diterpa 'tsunami politik'.
Jokowi, Megawati, Jusuf Kalla, dan Puan Maharani/Antara
Jokowi, Megawati, Jusuf Kalla, dan Puan Maharani/Antara

Kabar24.com, JAKARTA - Belum cukup 24 jam Kongres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dibuka pada Kamis siang dan Megawati Soekarnoputri ditetapkan kembali sebagai Ketua Umum DPP PDIP periode 2015-2020, partai berkuasa ini diterpa 'tsunami politik'.

Salah seorang kader partainya, anggota DPR Komisi IV dari Fraksi PDIP, tertangkap tangan oleh KPK pada Jumat dinihari, 10 April.

Dalam pidato pengesahannya sebagai ketua umum, Megawati meminta didoakan agar panjang umur dan tetap sehat.

"Banyak yang bertanya apakah saya akan sampai pada 2020, saya jawab wallahu'alam. Tapi saya minta doa agar panjang umur dan tetap sehat agar bisa memimpin partai".

Dalam pidato pengukuhannya itu, Megawati juga menegaskan bahwa sebagai sebuah partai politik, kader-kadernya harus memiliki sikap yang jelas.

"Mereka yang berpartai demi uang dan mencari hidup dalam partai sebaiknya jangan bergabung dengan partai ini," kata Megawati.

Ucapan Megawati amat relevan lantaran pada hari yang sama KPK menangkap basah sejumlah orang, di antaranya politikus yang diduga melakukan transaksi suap di Sanur, Bali.

"KPK telah melakukan penangkapan terhadap beberapa orang di Bali," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK, Priharsa Nugraha.

KPK mencokok politikus PDIP saat berlangsung Kongres PDIP di Bali pada Kamis, 9 April 2015. Dia ditangkap terkait dugaan penyuapan.

Berdasarkan informasi dari salah seorang politikus PDIP lainnya, kader yang ditangkap itu berinisial A. Dia merupakan anggota DPR Komisi Pertanian, Kehutanan, dan Kelautan dari daerah pemilihan Kalimantan Selatan II.

Bekas bupati salah satu daerah di Kalimantan Selatan ini diduga menerima duit dari salah seorang polisi berpangkat brigadir satu.

Belum diketahui apakah polisi itu berperan sebagai perantara atau memang uang itu berasal dari kantongnya. Duit yang diterima sekitar US$ 40 ribu. Saat ini A sudah dibawa ke Jakarta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Yusran Yunus
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper