Bisnis.com, JAKARTA - Tim kurator PT Dhiva Inter Sarana dan Richard Setiawan telah memulai proses pemberesan aset yang akan diawali dengan inventarisasi dan penaksiran dalam sebulan mendatang.
Salah satu tim kurator, Allova H. Mengko mengatakan tengah mencari appraisal independen untuk menilai seluruh aset DIS dan Richard yang telah dikumpulkan. Proses inventarisasi aset tersebut masih membutuhkan waktu sekitar satu bulan.
“Inventarisasi asetnya membutuhkan waktu sebulan, di samping itu kami juga sembari mencari appraisal,” kata Allova kepada Bisnis.com, Minggu (5/4/2015).
Dia mengaku telah melakukan sita dan pengamanan aset berupa pabrik pipa DIS di Batam dan Tangerang, begitu juga dengan stok pipa yang telah diproduksi sebanyak 61.000 buah. Pengamanan sudah dilakukan setelah para debitur dinyatakan pailit sejak 4 Maret 2015.
Kini, pihaknya masih menyusun aset yang dijaminkan kepada pihak bank maupun yang tidak dijaminkan oleh debitur. Aset lain yang sudah diamankan adalah sejumlah tanah dan bangunan di kawasan Karawaci, alat kantor DIS di Equity Tower, Jakarta, dan tiga buah mobil mewah yang tengah dijaminkan pihak bank.
Tim kurator mengeluhkan situasi pabrik debitur yang berada di Batam terkait sejumlah buruh yang melakukan unjuk rasa dan pemblokiran jalan masuk. Kondisi tersebut menyulitkan kurator dan kreditur yang berniat untuk menginventarisasi aset lain.
Pihaknya meminta kepada perwakilan debitur untuk mengkondisikan pabrik dan menjadwalkan pertemuan khusus untuk memantau pabrik. Selain itu juga dengan kantor pusat DIS di Equity Tower yang telah disegel oleh pengelola karena menunggak tagihan listrik.
“Bahkan ada isu juga bahwa seluruh harddisk komputer di kantor tersebut yang berisi dokumen telah dicabut oleh pihak yang belum diketahui identitasnya,” ujarnya.
Secara terpisah, DIS yang diwakili oleh Lukman Witono mengaku akan berusaha kooperatif dengan kurator maupun kreditur. Pihaknya bersedia bekerja sama untuk memberikan seluruh dokumen aset yang diperlukan dalam proses kepailitan.
“Namun saya juga tidak bisa masuk di kantor pusat dalam dua pekan terakhir, padahal mayoritas dokumen aset berada di sana,” ujarnya.