Kabar24.com, JAKARTA--Kepolisian RI mengirim tim khusus untuk ikut serta dalam tim gabungan TNI AU dan Kementerian Luar Negeri guna mengevakuasi warga negara Indonesia di Yaman.
"Polri akan bergabung dengan satgas Kemenlu dan TNI untuk evakuasi, karena diperkirakan masih ada 4.000 WNI di Yaman dalam kondisi sulit keluar," kata Kepala Tim Komisaris Besar Khrisna Murti di gedung Humas Polri, Jakarta, Rabu (1/4/2015).
Wakapolri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti, kata Khrisna, memerintahkan timnya untuk segera bertolak ke Yaman pada hari ini untuk mengidentifikasi permasalahan di sana.
Pihaknya pun sudah menyiapkan perencanaan evakuasi WNI di Yaman.
Rencananya tim akan mengevakuasi warga Indonesia di Yaman selama dua pekan. Namun hal tersebut bergantung situasi dan kondisi.
"Makin rusuh di sana, makin segera kita ke sana," katanya.
Khrisna mengatakan satgas percepatan WNI tidak hanya berasal dari Polri melainkan TNI AU dan Kemenlu.
Setibanya di sana tim akan dibagi di dua titik berbeda yaitu di kota Al Hudaydah berjarak 300 kilometer dari ibukota Yaman Sanaa. Titik berikutnya di kota Salalah, Oman.
Apabila memungkinkan pendaratan menggunakan pesawat TNI AU, menunggu di kota Salalah yang berbatasan dengan Yaman.
Pesawat selanjutnya akan melakukan penjemputan.
Sementara itu tim gabungan ini akan bertolak menuju Yaman pada pukul 24.00 WIB menggunakan pesawat Komersil rute Jedah, Arab Saudi.
Begitu tiba di Jedah, tim akan berusaha masuk menuju dua titik yang sudah ditentukan.
Adapun tim khusus tersebut terdiri dari tujuh personel Polri yaitu Ketua Tim Divisi Hubungan Internasional Polri Kombes Krishna Murti, Wakil Ketua Tim Divhubintern AKBP Taufik Ismail, ahli forensik AKBP Lisda Cancer, dokter umum Kompol Ihsan, intelijen Kompol Abdul Aziz, penerjemah Iptu Dede Runanto, dan spesialis penanganan perlindungan anak serta perempuan Kompol Elia Susanti.
Seperti diwartakan, perang berkecamuk di Yaman setelah kelompok pemberontak Houthi menggulingkan pemerintah yang sah di ibukota Sana'a.
Aksi tersebut membuat Presiden Yaman Abduh Rabbuh Mansur Al Hadi memindahkan pemerintahan ke kota Aden, Yaman Selatan.
Situasi semakin mengkhawatirkan dalam seminggu terakhir ketika koalisi negara-negara Arab pimpinan Arab Saudi menyerang basis-basis kelompok Houthi.