Kabar24.com, BEIJING – Respons negatif atas operasi militer Arab Saudi terhadap Yaman dikumandangkan Pemerintah Rakyat China.
Kementerian Luar Negeri Chian, Kamis (26/3/2015) menyatakan keprihatinan mendalam atau memburuknya situasi di Yaman, setelah Pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengumumkan pelaksanaan operasi militer bersama-sama mitra negara-negara Teluknya terhadap Yaman.
Juru bicara Kemenlu China Hua Chunying menyatakan pemerintah China mendesak semua pihak untuk bertindak sesuai dengan resolusi PBB atas Yaman, dan mengingatkan untuk menyelesaikan sengketa melalui meja perundingan.
Berbicara dalam konferensi pers, Hua menyebutkan bahwa China berharap semua pihak yang terlibat “secepatnya menyelesaikan sengketa yang ada melalui dialog politik, menyelesaikan krisis yang terjadi saat ini dan mengembalikan stabilitas dan situasi yang normal terhadap Yaman sesegera mungkin.”
Perempuan juru bicara ini menyebutkan bahwa warga dan lembaga-lembaga China yang berada di Yaman dalam kondisi aman. Ia juga mengingatkan bahwa kementerian luar negeri dan kedutaan China di Yaman melarang warganya untuk mengunjungi negara yang sedang berkonflik tersebut.
Yaman selama ini mengekspor sekitar 1,4 hingga 1,5 juta barel minya mentah Masila setiap bulannya, terutama ke China. Namun, sumber perdagangan China menyebutkan bahwa volume pengiriman minyak dari Yaman relatif sedikit dan bisa segera digantikan dengan minyak mentah dari Afrika Barat.
Impor minyak China dari Yaman dalam dua bulan pertama tahun ini berkisar pada angka 4,5 juta barel, naik 315% dari periode yang sama tahun lalu.