Bisnis.com, DEPOK - Peneliti pada Program Studi Filsafat Universitas Indonesia Naupal mengungkapkan tak sedikit warga Solo dan Malang telah menjadi simpatisan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Dia menuturkan fenomena tersebut terjadi dengan adanya peran teknologi dan informasi. Sehingga, warga Indonesia memanfaatkan informasi dan membaca terkait ISIS dari berbagai media sosial dan aneka ragam situs internet.
Akan tetapi, kata dia, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di kedua daerah tersebut, para simpatisan ISIS justru tidak semuanya mengerti apa yang mereka ikuti.
"Apa yang kami temukan di Malang dan Solo ternyata para simpatisan tidak tahu apa itu ISIS. Mereka mengiuti ISIS karena terpengaruh media dan internet. Mereka terpengaruh hanya ikatan emosi dengan visi dan misi sama atas kebenciannya terhadap negara barat," ujarnya.
Pernyataan Naupal tersebut diungkapkan dalam Seminar & Diskusi bertema Pengaruh Isis Terhadap Gerakan Radikalisme Islam di Indonesia yang digelar oleh Mahasiswa Filsafat UI di Auditorium FIB UI, Kamis (26/3/2015).
Staf Pengajar Program Filsafat itu juga menuturkan gerakan radikal yang ada di kedua wilayah itu telah ada jauh sebelum ISIS lahir. Pengikut gerakan radikal di Solo misalnya, bahkan sebelumnya membentuk gerakan garis keras sendiri. Dengan adanya ISIS, mereka merasa menemukan kesamaan ideologi.
"Jadi yang menjadi problem adalah ternyata teknologi bisa mengubah cara pandang seseorang," paparnya.