Kabar24.com, SURABAYA - Bank Indonesia Kantor Wilayah IV melaporkan survei bahwa warga Jawa Timur masih optimisits perekonomian tetap tumbuh positif meski ada perlambatan.
Konsumsi di provinsi dengan pertumbuhan kedua tertinggi di Jawa itu diprediksi menopang 63,8% perekonomian.
Berdasarkan hasil Survei Konsumen dan Survei Penjualan Eceran BI Jatim pada Maret 2015, indeks keyakinan konsumen (IKK) Jatim masih berada pada level 114,8. Namun, angka tersebut turun 6,1 poin dibandingkan bulan sebelumnya.
Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim Syarifuddin Basara menjelaskan perlambatan optimisme itu dipicu oleh turunnya keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, maupun ekspetasi mereka terhadap kondisi enam bulan ke depan.
“Hal ini tercermin dari indeks kondisi ekonomi [IKE] saat ini yang turun 4,1 poin ke level 109,6. Demikian pula, indeks ekspetasi konsumen [IEK] turun 8,1 poin ke level 120,0. Ini dirorong oleh persepsi soal ketersediaan lapangan kerja,” ungkapnya, Kamis (19/3/2015).
Strategi pengusaha untuk melakukan efisiensi dengan menahan perekrutan kerja dalam 3 bulan terakhir mendorong pesimisme warga.
Persepsi terhadap penghasilan di Jatim turun 1,5 poin ke level 130,2 dan persepsi pembelian barang tahan lama turun 7,8 poin ke level 108,1.
“Hal ini menjadi indikasi awal bahwa konsumsi masyarakat Jatim masih akan melambat pada Maret, didorong oleh turunnya ketersediaan lapangan pekerjaan, yang berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat.”
Adapun, indeks riil penjualan eceran pada Februari turun sebesar 0,54% dibandingkan Januari. Sementara itu, aktivitas konsumsi pada Maret diperkirakan meningkat sedikit dibandingkan bulan sebelumnya.
Kondisi tersebut tercermin dari indeks riil perkiraan penjualan eceran yang naik sebesar 7,80% (year-on-year).
Membaiknya indikator konsumsi masyarakat tersebut, kata Syarifuddin, diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Jatim triwulan I/2015.