Bisnis.com, DENPASAR -- Asosiasi Tuna Longline Indonesia mengusulkan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan agar mengambil alih pengelolaan dermaga perikanan di Pelabuhan Benoa, Denpasar.
Sekjen Asosiasi Tuna Longline Indonesia (ATLI) Dwi Agus Siswa Putra menilai Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) lebih paham mengembangkan dergama perikanan dibandingkan dengan pengelola saat ini.
Saat ini Pelabuhan Benoa yang terbagi dalam dermaga kapal pesiar, penumpang, barang, dan nelayan dikelola oleh Pelindo III.
"Kalau KKP beli dermaga perikanan, pasti akan lebih tertata dan fasilitasnya akan menunjang perikanan," jelasnya kepada Bisnis, Senin (16/3/2015).
Agus menuturkan saat ini nelayan di Pelabuhan Benoa harus mengikuti tiga aturan pengelola wilayah, yakni kesyahbandaran, Pelindo III, dan KKP. Menurutnya, karena konsep pengelolaannya masih bercampur dengan pariwisata, menyebabkan aktivitas bongkar muat di dermaga perikanan tidak maksimal.
Penyebabnya, aturan yang disyaratkan oleh Pelindo III sangat banyak. Dia mengharapkan usulan yang sudah disampaikan sejak lama itu ditindaklanjuti pusat.
Dia mengungkapkan fasilitas di dermaga perikanan yang berlokasi di sisi barat pelabuhan, pada saat ini dinilai belum maksimal. Salah satu contohnya bahan dasar dermaga untuk kapal bersandar ada yang terbuat dari beton dan kayu.
Selain itu, kapasitas dermaga perikanan sudah tidak mampu menampung nelayan milik anggota ATLI yang mencapai 600 unit kapal. Pasalnya, daya tampung pelabuhan perikanan hanya untuk 400 unit kapal.