Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Pabrik Garmen di Batang Terganjal RTRW

Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kabupaten Batang Jawa Tengah belum memberikan izin atas rencana investor dari Korea Selatan yang hendak membangun pabrik garmen karena terbentur regulasi RTRW.
Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kabupaten Batang Jawa Tengah belum memberikan izin atas rencana investor dari Korea Selatan./JIBI
Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kabupaten Batang Jawa Tengah belum memberikan izin atas rencana investor dari Korea Selatan./JIBI

Bisnis.com, BATANG -- Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kabupaten Batang Jawa Tengah belum memberikan izin atas rencana investor dari Korea Selatan yang hendak membangun pabrik garmen karena terbentur regulasi RTRW.

Investor dari Korsel berminat untuk investasi membangun pabrik garmen senilai Rp200 miliar setelah mencuatnya proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Batang berkapasitas 2 x 1.000 megawatt.
Kepala BPMPT Kabupateng Batang Sri Purwaningsih mengatakan saat ini izin untuk pembangunan pabrik garmen belum keluar. Pihaknya mengatakan kendala yang dihadapi di lapangan yakni rencana lokasi pembangunan pabrik di Kecamatan Tulis sebagian termasuk kawasan perkebunan.
"Izin belum keluar. Baru sebatas rencana membangun pabrik," kata Sri kepada Bisnis, Rabu (11/3/2015).
Dia mengatakan pembangunan pabrik yang dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 5.000 orang terganjal regulasi rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang menyebutkan kawasan perkebunan tidak boleh dibangun perusahaan manufaktur atau sejenisnya.
Oleh sebab itu, katanya, Pemkab Batang telah memberikan opsi pembangunan pabrik di Kecamatan Banyuputih, Gringsing dan Kandeman.
"Mereka maunya tetap di Kecamatan Tulis. Jadi nunggu perubahan aturan RTRW tahun depan," paparnya.
Sri mengatakan lahan yang tersedia di wilayahnya terhampar cukup luas, terutama di lahan yang berlokasi di Batang sisi timur. Namun mayoritas investor justru memilih lokasi yang berdekatan dengan pusat keramaian kota.
Sejak adanya pembangunan PLTU Batang, ujar Sri, tidak sedikit investor melirik wilayah pantai utara ini sebagai lokasi strategis untuk menanamkan modal.
"Dengan ketersedian energi cukup, akan menambah daya tarik tersendiri bagi investor," paparnya.
Sekretaris Daerah Batang Nasikhin membenarkan adanya investor dari Korsel yang ingin membangun pabrik garmen di wilayah. Investor yang mengatasnamakan PT Kudong Internasional (KI) akan menggunakan lahan seluas 4,7 hektare guna mendirikan pabrik garmen.
"Tahap awal, masih belum ada titik temu soal lahan," ujarnya.
Pihaknya menganjurkan kepada para investor untuk memilih lokasi pembangunan pabrik di wilayah yang tidak berbenturan dengan RTRW.
Pada prinsipnya, kata Nasikhin, Pemkab mendorong upaya pertumbuhan ekonomi di wilayah Batang dengan target dapat mengurangi angka pengangguran.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper