Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fosil Manusia Berumur 2,8 Juta Tahun Berhasil Ditemukan

Fosil Manusia Berumur 2,8 Juta Tahun Berhasil Ditemukan
Ilustrasi/Google
Ilustrasi/Google

Kabar24.com, JAKARTA - Lagi, sebuah fragmen fosil tulang rahang manusia tertua ditemukan di Ethiopia, Afrika. Tulang ini disinyalir sebagai spesies baru yang muncul setengah juta tahun lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.

Selama beberapa dekade terakhir, para arkeolog sedang mencari tanda-tanda fase awal manusia di Afrika, saat spesies manusia baru bergeser dari spesies Australopithecus. Sampai saat ini bukti fosil fase awal dari genus Homo yang ditemukan berumur 23 juta tahun. Sedangkan fragmen kerangka yang baru ditemukan berumur 2,8 juta tahun.

"Ada kesenjangan antara fosil yang baru ditemukan ini dengan fosil-fosil yang sebelumnya ada," kata pemimpin penelitian, Bria Villmoare, pakar paleoantropologi di University of Nevada, seperti dikutip dari Live Science. Dia menyatakan, fosil berumur 2,8 juta tahun ini sebagai genus berbeda dengan Homo. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal Science edisi 4 Maret 2015.

Tim Chalachew Seyoum pada 2013 di situs Ledi-Geraru di wilayah Afar, Ethiopia. Lanskap wilayah tersebut berupa bukit dan banyak tikungan sungai, tempat yang disinyalir banyak mengandung endapan tulang. Tempat ditemukannya fosil juga merupakan "rumah" bagi Australopithecus afarensis, spesies kuno yang dianggap sebagai nenek moyang manusia. Fosil A. arafensis yang pernah ditemukan diberi nama Lucy.

Sedangkan fosil fragmen rahang kiri bawah dengan lima gigi yang baru ditemukan dilabeli dengan LD 350-1. Fosil ini berumur 200 ribu tahun lebih muda setelah Lucy, tapi memiliki kemiringan dagu yang hampir mirip dengan Lucy. Villamoare menduga fosil ini merupakan genus Homo baru. "Ini adalah campuran dari sifat-sifat primitif dari Australopithecus dengan beberapa sifat Homo," kata dia.

Para ilmuwan belum tahu apakah fosil ini akan dimasukkan ke dalam spesies baru atau masuk ke dalam spesies manusia punah Homo habilis. H. habilis merupakan genus manusia tertua yang pernah ada.

Penelitian sebelumnya menunjukkan, bahwa perubahan iklim global secara intensif pada 2,8 juta tahun lalu menyebabkan kekeringan di Afrika. Peristiwa ini yang menyebabkan evolusi dalam banyak garis keturunan manusia.

Meski begitu, anggota penelitian dari Arizona State University, Kaye Reed, belum mau menarik kesimpulan bahwa kekeringan yang bertanggungjawab atas kepunahan Homo habilis. "Kita harus mencari bukti lain di Ledi-Gegaru," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo.co

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper