Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Perubahan Iklim Bisa Ganggu Target Produksi Pangan di Aceh

Pada tahun ini Dinas Pertanian Aceh telah menargetkan peningkatan signifikan produksi tanaman pangan. Kendati demikian, Distan Aceh dinilai masih harus mewaspadai dampak perubahan iklim yang juga diprediksi meningkat.nn
Pada tahun ini Dinas Pertanian Aceh akan fokus meningkatkan tiga komoditas pangan yakni padi, jagung, dan kedelai./Ilustrasi Jagung-Antara
Pada tahun ini Dinas Pertanian Aceh akan fokus meningkatkan tiga komoditas pangan yakni padi, jagung, dan kedelai./Ilustrasi Jagung-Antara

Bisnis.com, BANDA ACEH - Pada tahun ini Dinas Pertanian Aceh telah menargetkan peningkatan signifikan produksi tanaman pangan. Kendati demikian, Distan Aceh dinilai masih harus mewaspadai dampak perubahan iklim yang juga diprediksi meningkat.

Adapun, pada tahun ini Dinas Pertanian Aceh akan fokus meningkatkan tiga komoditas pangan yakni padi, jagung, dan kedelai. Produksi padi diproyeksi mampu mencapai 2,7 juta ton, jagung 364.350 ton, dan kedelai 127.100 ton.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Aceh Zulfan Nukman menuturkan, usaha untuk meningkatkan jumlah produksi komoditas pangan tersebut berisiko terkenda dampak perubahan iklim seperti kekeringan dan banjir. Selain itu, ada pula kendala serangan hama tikus dan tekanan alih fungsi lahan pertanian menjadi bangunan.

"Kendala-kendala tersebut cenderung meningkat pada tahun ini. Pada tahun lalu, produksinya masih di bawah angka tetap pada 2013, kecuali kedelai," ucap Zulfan, Kamis (26/2/2015).

Lebih lanjut, dia memaparkan, pada 2014, produksi padi hanya mencapai 1,77 juta ton di bawah produksi 2013 1,96 juta ton. Sementara itu, produksi jagung hanya 170.130 ton dari 177.840 ton pada tahun sebelumnya.

Zulfan mencontohkan, pada tahun lalu, banjir menggenangi sembilan kabupaten. Daerah terparah adalah Aceh Timur dan Aceh Taminang. Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Peternakan Aceh Tamiang, lahan tanam padi rusak seluas 1.340 hektare dan kedelai puso. Kerugian diperkirakan mencapai Rp13 miliar.

"Selain itu, Dinas Pertanian juga harus menyelesaikan masalah-masalah ini jika ingin target tercapai di antaranya ketersediaan air yang belum optimal, pengaturan pola tanam yang berantakan, dan fungsi koordinasi antar dinas yang belum terlaksana dengan baik," pungkas Zulfan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper