Bisnis.com, TANGERANG—Badan Pusat Statistik Provinsi Banten menyatakan pertumbuhan ekonomi daerah ini pada 2014 hanya 5,47%, atau lebih lambat dari pertumbuhan ekonomi 2013 yang mencapai 7,13%.
Syech Suhaimi, Kepala BPS Provinsi Banten mengatakan dari elemen produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi yakni 18,71%.
“Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi lembaga non profit sebesar 12,25%,” ujarnya, Jumat (6/2/2015).
Menurutnya, jika diukur berdasarkan produk domestik regional bruto atas dasar harga berlaku, nilai PDRB Banten selama 2014 mencapai Rp432,76 triliun dengan PDRB perkapita sebesar Rp36,97 juta.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi jika dilihat dari sisi produksi disebabkan oleh efek musiman pada lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang tumbuh minus 5,76%.
Sementara jika dilihat dari sisi pengeluaran disebabkan oleh komponen konsumsi rumah tangga yang melambat sebesar 0,37% dan komponen perubahan inventori yang terkontraksi hingga minus 32,33%.
Struktur ekonomi Banten 2014, lanjutnya, didominasi oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga dengan andil 53,34%, diikuti pembentukan modal tetap bruto sebesar 28,79% dan ekspor netto 11,73%.
Sementara konsumsi lembaga non profit atau pemerintah hanya berkontribusi sebesar 0,47% terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.