Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA BBM TURUN, Deflasi Jateng Melebihi Rata-rata Nasional

Provinsi Jawa Tengah pada Januari 2015 mengalami deflasi 0,35% (month to month), berbalik arah setelah inflasi tinggi di Desember 2014 yang mencapai 2,25% (mtm) dan lebih tinggi dari deflasi nasional diangka 0,24%.
Rendahnya tekanan harga di bulan ini terutama didorong oleh penurunan harga BBM yang bertransmisi pada penurunan tarif angkutan dan harga komoditas lainnya. /Bisnis.com
Rendahnya tekanan harga di bulan ini terutama didorong oleh penurunan harga BBM yang bertransmisi pada penurunan tarif angkutan dan harga komoditas lainnya. /Bisnis.com

Kabar24.com, SEMARANG - Provinsi Jawa Tengah pada Januari 2015 mengalami deflasi 0,35% (month to month), berbalik arah setelah inflasi tinggi di Desember 2014 yang mencapai 2,25% (m-t-m) dan lebih tinggi dari deflasi nasional diangka 0,24%.

Sementara secara tahunan inflasi IHK menurun dari 8,22% year on year di bulan lalu menjadi 6,79% (y-o-y).

Penurunan inflasi Jateng lebih dalam dibandingkan nasional yang mengalami deflasi bulanan sebesar 0,24% (m-t-m), dan inflasi tahunan sebesar 6,96%.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng Iskandar Simorangkir mengatakan deflasi terjadi di seluruh kabupaten/kota yang menjadi basis penghitungan inflasi di Provinsi Jawa Tengah dengan deflasi bulanan tertinggi terjadi di Kota Semarang sebesar 0,48% (m-t-m).

Dia mengatakan rendahnya tekanan harga di bulan ini terutama didorong oleh penurunan harga BBM yang bertransmisi pada penurunan tarif angkutan dan harga komoditas lainnya. Selain itu, penurunan harga pangan yang utamanya bersumber dari komoditas cabe merah dan cabe rawit turut mendorong tekanan harga ke bawah.

"Hal ini tercermin dari kelompok barang yang diatur pemerintah (administered prices) dan kelompok pangan (volatile foods) yang mengalami deflasi di Januari 2015," ujar Iskandar, Rabu (4/2/2015).

Pada Januari 2015, kelompok administered prices secara bulanan tercatat mengalami deflasi sebesar 2,93% (m-t-m). Sementara secara tahunan, inflasi di kelompok ini sebesar 10,71% (y-o-y), turun tajam dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 15,37% (y-o-y).

Iskandar menambahkan penurunan ini merupakan dampak dari turunnya harga BBM di bulan tersebut, dari Rp8,500 dan Rp7.500 di akhir Desember 2014 menjadi Rp6.600 dan Rp6.500 di akhir Januari. Dengan itu, bensin menjadi penyumbang utama deflasi dengan nilai sumbangan 0,79%.

Selain itu, kelompok volatile foods juga mengalami deflasi, yaitu sebesar 0,56% (m-t-m). Secara tahunan, inflasi di kelompok ini pun turun dari 11,49% (y-o-y) di bulan sebelumnya menjadi 8,31% (y-o-y) di Januari 2015.

Penurunan ini terutama disumbang oleh komoditas cabai merah dengan deflasi 0,34% dan cabai rawit dengan deflasi sebesar 0,08%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper