Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga survei Edelman Indonesia menyatakan puncak kepercayaan publik terhadap pemerintahan Jokowi kemungkinan besar hanya terjadi diawal masa-masa pelantikan mantan Walikota Solo itu sebagai Presiden RI, dan akan segera berakhir di masa mendatang.
"Kepercayaan publik terhadap pemerintah ini rapuh. Kemungkinan puncak kepercayaan publik terhadap pemerintahan Jokowi mencapai puncak hanya di Oktober-November tahun lalu," kata CEO Edelman Indonesia Stephen Lock, di Jakarta, Selasa (3/2/2015).
Berdasarkan survei yang dilakukan Edelman Indonesia pada Oktober-November 2014, ketika Jokowi baru dilantik, tercatat kepercayaan publik terhadap pemerintah meningkat 16 poin mencapai level 65 persen atau level tertinggi, dibandingkan tahun sebelumnya ketika Indonesia masih dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Padahal, kata Lock, survei yang melibatkan 1.000 responden ini dilakukan pada saat pemerintahan Jokowi kala itu baru saja mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM).
"Peningkatan kepercayaan publik ini kemungkinan disebabkan popularitas Jokowi," kata dia.
Namun dia mengingatkan seiring bergulirnya polemik yang melibatkan petinggi KPK-Polri, maka tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintah saat ini bisa saja berbeda sama sekali dengan hasil survei kala itu.
"Kemungkinan puncak kepercayaan publik terhadap pemerintahan Jokowi hanya Oktober-November 2014. Sedangkan sepanjang 2015 akan sangat berbeda hasilnya," kata dia.
Lock mengatakan bahwa kepercayaan publik bersifat rapuh dan harus diperhatikan dengan baik oleh Presiden Jokowi. Jika masyarakat tidak melihat perubahan yang berarti, maka tingkat kepercayaan masyarakat akan merosot dengan cepat.
BACA JUGA
SUSI PUDJIASTUTI VS EKSPORTIR: 80% Orang Indonesia hanya Makan Tongkol
Polri Janji Bambang KPK Tak akan Ditahan Usai Diperiksa Bareskrim
PEMERINTAH VS DPR: Kini Semakin Mesra?