Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ASPIRASI ANDA: Mengapa Kepemimpinan Nasional Tidak Efektif?

Heran alias aneh jika seorang presiden dalam menghadapi persoalan konflik KPK-Polri mesti perlu melibatkan banyak tokoh.
Anggota Tim Sembilan, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif (keempat kiri), Ketua DKPP Jimly Asshiddiqie (kedua kanan), mantan Ketua KPK Tumpak Hatorangan (kanan), mantan Wakil Ketua KPK Erry Riyana Hardjapamekas (kiri), Sosiolog Imam Prasodjo (ketiga kiri), mantan Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno (kedua kiri), dan Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar (ketiga kanan) menjawab pertanyaan wartawan usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (28/1)./Antara-Wi
Anggota Tim Sembilan, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif (keempat kiri), Ketua DKPP Jimly Asshiddiqie (kedua kanan), mantan Ketua KPK Tumpak Hatorangan (kanan), mantan Wakil Ketua KPK Erry Riyana Hardjapamekas (kiri), Sosiolog Imam Prasodjo (ketiga kiri), mantan Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno (kedua kiri), dan Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar (ketiga kanan) menjawab pertanyaan wartawan usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (28/1)./Antara-Wi

Heran alias aneh jika seorang presiden dalam menghadapi persoalan konflik KPK-Polri mesti perlu melibatkan banyak tokoh. Agaknya kekuatan dan pengaruh karakter dari seorang pemimpin tidak serta merta dimiliki oleh Sang Presiden.

Momen penyelesaian konflik yang cepat, tangas, cekatan, sigap dan tegas telah lewat karena Sang Pemimpin Nasional kita justru tampak ragu-ragu dan tidak punya nyali cukup untuk mengambil keputusan yang diperlukan.

Malah beliau mengundang banyak tokoh membantunya yang dikenal dengan tim sembilan. Terlalu banyak tim-tim yang diciptakan Pak Jokowi ini. Kita tahu, baru saja secara formal presiden memiliki Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) dan kini secara informal dibentuk lagi tim sembilan. Alamak, terlalu banyak energi, tenaga dan dana terkuras yang sebenarnya hal ini dapat diatasi oleh seorang presiden yang cepat tanggap dan sigap.

Di sinilah kiranya kita sebagai rakyat perlu lebih hati-hati lagi dalam menentukan kriteria pemimpin apalagi untukl setingkat presiden.

Jangan biarkan membuat aturan yang terlalu mudah sehingga orang dengan mudah jadi presiden lantaran terkenal atau menjadi media darling tetapi ternyata tidak punya nyali dan bukan tipe pemimpin sejati yang patriot, tidak takut, berani serta betul-betul melayani rakyat bukan elite.

Pengirim:
Aries Musnandar
Pengajar Kepemimpinan di PTN, Malang, Jatim


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Setyardi Widodo
Sumber : Bisnis Indonesia edisi 30 Januari 2015
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper