Bisnis.com, TOKYO – Data indeks harga konsumen Jepang yang kembali melemah pada Desember menutup total inflasi negara itu di level mengecewakan. Inflasi sepanjang 2014 hanya mampu mencapai 1,1% (year-on-year), dari target 2% yang ditargetkan Bank of Japan (BoJ).
Kantor Statistik Jepang melaporkan indeks harga konsumen dengan memperhitungkan dampak kenaikan pajak penjualan naik 2,5% (yoy) pada Desember, menegaskan bank sentral masih harus berupaya menggenjot belanja domestik sepanjang tahun ini untuk lepas dari deflasi yang telah membelit hampir dua dekade.
Pasalnya, rincian data inflasi menunjukkan belanja konsumen merupakan komponen yang menunjukkan performa terburuk, masih melaju di area negatif. Belanja konsumen Desember Jepang kembali terkontraksi pada bulan kesembilannya, merosot 3,4% pada Desember.
Ekonom Dai-ichi Life Research Institute Yoshiki Shinke mengemukakan tantangan bank sentral Jepang untuk menaikkan inflasi tahun ini amat berat, mengingat harga minyak dunia diprediksi akan terus berada di level rendah.
“Perlemahan harga minyak dunia memberi dampak signifikan melemahkan inflasi, sedangkan kenaikan yang terdorong oleh harga impor yang lebih tinggi karena perlemahan yen tidak mampu menopang dampak perlemahan harga minyak itu,” ungkap Shinke di Tokyo, Jumat (30/1/2015).
Shinke menegaskan, bank sentral harus mencari siasat untuk menarik inflasi di tengah pelonggaran moneter yang kini ramai-ramai ditetapkan negara-negara sepanjang Eropa hingga Asia, tanpa kembali mendepresiasi nilai tukar yuan.