Kabar24.com, JAKARTA -- Hasto Kristiyanto didesak mengungkap bukti adanya lobi politik yang dilakukan Abraham Samad saat Pilpres 2014.
Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari, mengatakan, Plt Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto harus mengungkapkan bukti-buktinya tentang dugaan adanya lobi politik yang dilakukan Ketua KPK Abraham Samad menjelang pilpres 2014 agar bisa ditindaklanjuti oleh Dewan Etik KPK.
"Menurut saya, Hasto ungkap saja buktinya segera karena Dewan Etik KPK tampaknya tidak kunjung bergerak," kata M Qodari, di Jakarta, Rabu (28/1/2015).
Ia berpendapat, belum bergeraknya Dewan Etik KPK mungkin saja karena masih menunggu bukti jelas terlebih dahulu.
Oleh karena itu, penting bagi Hasto yang sudah mengungkap berbagai pertemuan politik pimpinan KPK itu untuk menyertainya dengan bukti-bukti.
Apalagi, lanjut Qodari, dalam konferensi pers Hasto juga menyatakan punya bukti, bahkan kalau perlu Hasto juga harus siap diperiksa pakai alat penguji kebohongan atau lie detector.
Qodari menegaskan, Hasto tak perlu menunggu suasana mendingin untuk mengungkap bukti yang dimilikinya.
"Tidak perlu. Konteksnya bukan panas dingin KPK vs Polri, tapi soal kinerja individu pimpinan lembaga publik," jelasnya.
Jika kemudian Hasto sudah menyampaikan bukti-bukti, maka penyelesaian ada di Dewan Etik KPK untuk membuktikan sejauh mana kebenaran yang diungkap Hasto dengan bukti-buktinya. (Baca: Misteri Pertemuan Abraham Samad-Hasto: JK Minta Semua Pihak Bicara Sejujurnya)
"Kalau sudah ada bukti tapi Dewan Etik-nya tidak bergerak, opini publik malah akan melawan KPK," ujarnya.
Sementara itu, pendapat berbeda disampaikan pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Haryadi.
Ia menyarankan agar Hasto menahan diri dahulu dan menunggu suasana kondusif, sebelum membeberkan isu dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan Ketua KPK Abraham Samad.
"Pada saatnya Hasto harus siap dipanggil Komite Etik KPK, dan di situlah dia dapat menyampaikan bukti-bukti yang dimilikinya, termasuk siap sekiranya dilakukan pemeriksaan dengan lie detector sekalipun," kata Haryadi, di Jakarta, Rabu.
Haryadi juga mencatat bahwa ketika Hasto mengungkapkan pertemuan sebagaimana ditulis di salah satu blog tersebut, alasannya adalah untuk mengembalikan KPK pada spirit kelahirannya, yakni melakukan pencegahan dan pemberantasan korupsi.
"Ini harus menjadi pelajaran penting bahwa pemberantasan korupsi itu harus diletakkan atas prinsip keadilan, melalui ketaatan pada mekanisme hukum," ujarnya.
Pemberitaan di media massa mengenai Ketua KPK yang bersumber dari tulisan di Blog Kompasiana berjudul Rumah Kaca Abraham Samad. Artikel tersebut ditulis Sawito Kartowibowo.
Dalam artikel itu disebutkan bahwa Samad pernah beberapa kali bertemu dengan petinggi parpol, dan membahas beberapa isu termasuk tawaran bantuan dalam penanganan kasus politisi Emir Moeis yang tersandung perkara korupsi.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto pernah merekomendasikan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk membentuk komite etik dalam menjalankan tugasnya.
"Jangan ada kepentingan oknum dalam menangani kasus korupsi besar," kata Hasto saat menggelar konferensi pers di Jalan Cemara 19, Jakarta, Kamis (22/1).
Rekomendasi pembentukan komite etik ini, menurut Hasto berlatar belakang harapan dia terhadap Ketua KPK Abraham Samad agar berani mengakui bahwa banyak pertemuan yang dilakukannya dengan sekurang-kurangnya dua petinggi partai politik, di antaranya dari PDIP dan NasDem, dalam kaitan dengan proses pencalonannya sebagai calon wakil presiden pada Pemilu Presiden 2014.
"Hal ini dirasa benar atas inisiatif tim sukses Abraham Samad yang berinisial D," ucap Hasto.
Dalam konferensi pers tersebut, ia juga menegaskan bahwa pengaduan publik ke KPK terhadap artikel "Rumah Kaca Abraham Samad" sebagian besar adalah benar.
Artikel yang dimaksud adalah tentang pengaduan dari Chudry Sitompul, Hadidijojo Nitimihardjo, dan Indra Ketaren pada 21 Januari 2013 yang menyatakan bahwa KPK dijadikan sebagai alat lobi politik oleh Abraham Samad untuk mencalonkan diri sebagai cawapres 2014.