BOB SADINO MENINGGAL: Dulu Bob Jual Telur Naik Sepeda

Pengacara Adnan Buyung Nasution menuturkan kenangan terakhirnya bersama sahabatnya Bob Sadino, yang meninggal dunia pada usia 81 tahun di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, pada Senin (19/1/2015) sekitar pukul 18.05 WIB.

Editor - Bisnis.com

Selasa, 20 Januari 2015 | 12:16

Adnan Buyung Nasution/JIBI

Kabar24.com, JAKARTA— Pengacara Adnan Buyung Nasution menuturkan kenangan terakhirnya bersama sahabatnya Bob Sadino, yang meninggal dunia pada usia 81 tahun di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, pada Senin (19/1/2015) sekitar pukul 18.05 WIB.

SIMAK: BOB SADINO MENINGGAL: Siang Ini Dimakamkan di TPU Jeruk Purut

Usai melayat ke rumah duka di Cirendeu, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (20/1/2015), Adnan mengatakan dia terakhir bertemu Bob sekitar sebulan lalu, saat pengusaha itu masih dirawat di rumah sakit.

"Saat itu beliau sedih sekali karena merasa kehilangan istri tercinta. Dia bilang 'gue sekarang tinggal sendiri Yung'. Lalu saya bilang, 'ikhlaskan Bob, kita ada waktu masing-masing untuk dipanggil," kata tuturnya.

Adnan,81, mengenang sahabatnya Bambang Mustari Sadino atau yang lebih dikenal dengan nama Bob Sadino sebagai sosok yang ulet dan tangguh.

"Dia adalah contoh pengusaha yang sukses. Bob punya semangat perjuangan hidup yang tinggi. Semangat membangun kehidupan dari nol," kata Adnan tentang teman seangkatannya.

"Dulu saya juga dari Belanda dan saya lihat mungkin dia dapat gagasan jualan sayur dari orang Belanda. Dia tidak malu keliling jualan telur naik sepeda ditaruh di depan, sayur di belakang sambil bonceng istri. Dia manusia luar biasa, dari muda sangat enerjetik," katanya.

Adnan, yang tiba di halaman rumah Bob Sadino menumpang sepeda motor sekitar pukul 10.30 WIB, lantas mendoakan sahabat yang pada 1950 hingga 1960-an sering menghabiskan akhir pekan dengan dansa-dansa bersamanya.

"Sekarang beliau sudah dipanggil Yang Maha Kuasa, mari kita doakan mudah-mudahan arwahnya diterima di sisi-Nya, diampuni segala dosanya," kata Adnan.

Bob Sadino lahir di Tanjung Karang, Lampung, pada 9 Maret 1933. Pengusaha yang senang mengenakan kemeja dan celana pendek itu meninggal dunia pada Senin (19/1/2015), beberapa bulan setelah sang istri, Soelami Sodjoed tutup usia.

Dia meninggalkan dua anak, Mira Andiani dan Shanti Dwi Ratih, serta empat cucu. Jenazahnya akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Jeruk Purut, Jakarta Selatan, siang ini. (Kabar24.com)