Kabar24.com, JAKARTA—Pasukan pemerintah dan kelompok pemberontak di Yaman sepakat melakukan gencatan senjata setelah kemarin terlibat pertempuran sengit di kawasan Istana.
Perjanjian gencatan senjata antara pasukan pemerintah dan kelompok pemberontak yang kemarin terlibat pertempuran sengit di Ibu Kota Yaman, Sanaa, tersebut disampaikan Kementerian Dalam Negeri.
Sebelumnya, Perdana Menteri Yaman Khaled Bahah bersembunyi saat para pemberontak mengarahkan tembakan mereka ke arah Istana.
Selanjutnya, silakan klik Pengawal Presiden Baku Tembak Dengan Penyerang Di Kawasan Istana.
Sebanyak sembilan orang dilaporkan tewas dan 67 lainnya luka-luka, demikian menurut Kementerian Kesehatan Yaman sebagaimana dikutip CNN.com, Selasa (20/1/2015).
Pemerintah Yaman, yang merupakan sekutu AS dalam memerangi kelompok Al Qaeda, menggambarkan pertempuran itu sebagai upaya untuk merebut kekuasaan oleh kelompok Houthis, sementara media barat juga menulisnya dengan nama Houthi.
Houthi adalah kelompok Syiah Islam yang terpinggirkan dalam pemerintahan yang dikuasai kelompok Suni.
Perpecahan antara kedua kelompok sangat mengkhawatirkan negara Barat karena akan dapat menciptakan kekosongan pemerintahan.
Kondisi itu akan dimanfaatkan oleh Al Qaeda untuk memperkuat jaringannya di Semenanjung Arab.