Bisnis.com, WASHINGTON - 73% warga Amerika Serikat berharap melihat kepemimpinan perempuan presiden dalam hidup mereka, sekalipun pria diperkirakan mempertahankan peran dominannya dalam bisnis, kata survai, Rabu (14/1/2014).
Pusat Penelitian Pew, yang berkantor di Washington, mewawancarai 1.835 orang dewasa melalui jaringan pada November untuk mengetahui pandangan warga Amerika Serikat atas perempuan dan kepemimpinan saat ini.
Sebagian besar responden merasa tidak ada perbedaan antara pria dan wanita terkait dengan kualitas kepemimpinan seperti kecerdasan dan kapasitas untuk inovasi.
Tapi ketika diminta untuk menjelaskan kekurangan pemimpin politik perempuan, 28 persen pria dan 47 persen wanita mengatakan bahwa wanita dikukung dengan standar yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Dalam dunia bisnis, proporsi yang mengatakan perempuan dinilai lebih keras daripada rekan-rekan pria mereka bahkan lebih tinggi, sepertiga dari pria dan lebih dari setengah perempuan.
Hasil itu menunjukkan, hampir tiga perempat dari mereka yang disurvei mengatakan mereka pikir warga Amerika Serikat akan memilih presiden perempuan dalam kehidupan mereka. Hanya satu dari lima responden yang tidak setuju.
Perempuan yang mendukung Partai Demokrat adalah yang paling antusias tentang peluang kepemimpinan seorang perempuan di Gedung Putih - di tengah spekulasi bahwa Hillary Clinton akan mencalonkan kembali sebagai presiden pada 2016.
Namun, dalam dunia bisnis 52% pria dan 55% perempuan memperkirakan bahwa laki-laki akan terus memegang lebih banyak posisi bisnis terbaik di masa depan, sekalipun lebih banyak perempuan yang pindah ke manajemen.
Survei juga menemukan bahwa pandangan warga Amerika Serikat terbagi atas apakah seorang perempuan dengan aspirasi kepemimpinan lebih baik memiliki anak pada awal karirnya (36%) atau menunggu sampai dia mapan (40%).
"Sekitar satu dari lima orang (22%) mengatakan pilihan terbaik adalah tidak memiliki anak sama sekali," kata Pew, yang mengunggah survei penuh di lamannya, www.pewresearch.org.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
