Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemkot Depok Incar Investor Sampah Organik

Pemerintah Kota Depok mengisyaratkan akan membuka kerja sama dengan pihak pemodal sebagai upaya pemanfaatan dan pengembangan sampah menjadi pupuk organik di wilayah tersebut.
Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail (kedua kanan) meninjau Bank Sampah Depok Merdeka 1. Dari sampah yang dikumpulkan masyarakat Depok ini, bisa menghasilkan dana sekitar Rp100 juta setiap bulan../Bisnis-Rahmayulis Saleh
Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail (kedua kanan) meninjau Bank Sampah Depok Merdeka 1. Dari sampah yang dikumpulkan masyarakat Depok ini, bisa menghasilkan dana sekitar Rp100 juta setiap bulan../Bisnis-Rahmayulis Saleh

Bisnis.com, DEPOK—Pemerintah Kota Depok mengisyaratkan akan membuka kerja sama dengan pihak pemodal sebagai upaya pemanfaatan dan pengembangan sampah menjadi pupuk organik di wilayah tersebut.

Direktur Bank Sampah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok Isnarto menuturkan saat ini pihaknya tengah mengusulkan agar dibuatkan Peraturan Daerah (Perda) terlebih dahulu terkait rencana pengembangan investasi di sektor sampah organik itu.
 
"Kami di internal Dinas masih mengkaji apakah investasi di sampah organik ini perlu untuk dikomersialisasikan atau tidak," ujarnya pada Bisnis, Selasa (13/1/2015).
 
Isnarto menjelaskan sampah organik di Kota Depok bisa mencapai satu ton per unit pembuangan sampah (UPS). Total keseluruhan UPS di Depok mencapai 45. Adapun, UPS yang aktif memilah sampah organik hanya sekitar 13.
 
Sampah organik tersebut, kata dia bisa dijadikan sebagai pupuk organik yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Menurutnya, Kota Depok bisa mengumpulkan sampah organik sekitar 13 ton per hari.
 
"Tetapi, proses sampah menjadi pupuk organik hanya sekitar 70%, sisanya terbuang begitu saja. Kalau ditotal, produksi pupuk organik di Depok sekitar sembilan ton per hari," ujarnya.
 
Saat ini pupuk organik yang berasal sampah di Kota Depok dibagikan secara cuma-cuma kepada masyarakat yang mengumpulkan sampah tersebut. Warga setempat yang berada di lokasi UPS menyetor sampah untuk dijadikan pupuk.
 
Dia menuturkan, selama ini Kota Depok telah bekerja sama dengan Pemerintah Kota Osaki Jepang dan Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk pengembangan teknologi mesin pencacah sampah di beberapa UPS tersebut.
 
"Dari pihak Jepang memberikan bantuan mesin yang mereka kembangkan. Mereka menjadikan Depok sebagai proyek percontohan inovasi mereka. Dan ternyata memang berhasil," ujarnya.
 
Isnarto menambahkan apabila dikonversikan, perhitungan harga pupuk organik bisa mencapai sekitar Rp1.000 per kilogram. Artinya, kata dia, bisa dikalikan perolehan uang dari pupuk organik di Depok cukup besar per harinya.
 
"Belum lagi pada tahun ini kami akan menambah sekitar 11 UPS untuk memperbesar daya tampung sampah organik," ujarnya.
 
Dia menambahkan pihaknya pada tahun ini berencana menjadikan kota Depok sebagai salah satu kota produsen pupuk organik terbesar di Indonesia. Dia optimistis rencananya itu bisa terwujud menyusul produksi sampah organik yang dinilai bakl terus meningkat.
 
Sekretaris Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok Oka Barmara dalam keterangan resmi yang diunggah di situs resmi Kota Depok mengatakan pihaknya akan mengaktifkan kembali 11 unit pengolahan sampah.
 
Dia menjelaskan DKP Kota Depok juga akan fokus pada 22 UPS yang sudah dibangun tetapi belum sepenuhnya diaktifkan. Pengaktifan UPS tersebut diharapkan mampu meningkatkan produksi sampah organik.
 
Menurutnya, permasalahan yang terjadi terkait UPS di Kota Depok selama ini yakni soal kepemilikan lahan yang notabene bukan milik pemerintah.
 
Permasalahan lain yang terjadi, lanjutnya, terkait adanya keluhan masyarakat yang menolak adanya UPS di sekitar lingkungan masyarakat setempat.
 
"Mereka menolak pembangunan UPS karena merasa kotor dan bau. Padahal UPS dengan teknologi ini bisa memilah sampah yang tidak menimbulkan bau dan kotor," ujarnya.
 
Dia berharap masyarakat mendukung adanya UPS di setiap wilayah guna menekan jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuanagn akhir di Cipayung, Kota Depok.
 
Padahal, kata dia, setiap warga per harinya bisa menghasilkan 0,6 kilogram. Dia berharap, apabila UPS berjalan sesuai fungsinya, pihaknya bisa memeroleh sampah organik minimal 70% per harinya dari total penduduk Kota Depok sebanyak 2 juta jiwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Miftahul Khoer

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper