Bisnis.com, JAKARTA—Inflasi konsumen tahunan China berada pada posisi mendekati level terendah dalam lima tahun atau 1,5% selama Desember.
Kondisi itu menunjukkan pelemahan pertumbuhan ekonomi yang berkepanjangan. Namun demikian, keadaan tersebut memberi ruang lebih banyak bagi pembuat kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan.
Ekonomi terkuat kedua di dunia itu masih menghadapi guncangan tahun ini akibat pasar sektor properti terus melemah. Pada saat yang sama pemerintah lokal dan sejumlah perusahaan terus berjuang untuk membayar kembali utang-utang mereka.
"Deflasi tahun ini benar-benar berisiko," ujar Minggao Shen, ekonom pada Citi di Hong sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (9/1/2015).
Dia menambahkan bahwa pihaknya terus mengkaji apakah deflasi memberikan banyak ruang bagi pelonggaran kebijakan.
“Skenario terbaik kami adalah masih ada dua kali penurunan tingkat bunga pada paruh pertama tahun ini dan mungkin tiga sampai empat kali pengurangan rasio persyaratan cadangan pada tahun ini,” ujarnya.
Sejumlah analis yang disurvei Reuters memperkirakan inflasi konsumen tahunan akan mencapai 1,5% selama Desember, sedangkan pada November angka itu tercatat sebesar 1,4%.
