Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga TBS Kelapa Sawit Riau 2014 Tumbuh 19,97%

Rata-rata harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit Riau dengan usia 10 tahun sepanjang 2014 mencapai Rp1.831,85 per kilogram, lebih tinggi 19,97% dibandingkan dengan rata-rata harga pada tahun sebelumnya senilai Rp1.526,8 per kilogram.

Kabar24.com, PEKANBARU--Rata-rata harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit Riau dengan usia 10 tahun sepanjang 2014 mencapai Rp1.831,85 per kilogram, lebih tinggi 19,97% dibandingkan dengan rata-rata harga pada tahun sebelumnya senilai Rp1.526,8 per kilogram.

Zulher, Kepala Dinas Perkebunan Riau, mengatakan perkembangan industri hilir kelapa sawit di dalam negeri berhasil mendongkrak harga TBS kelapa sawit Riau sepanjang tahun lalu. Saat ini, produk turunan kelapa sawit digunakan untuk sumber energi pembangkit listrik, campuran untuk biofuel, pakan ternak, dan industri mebel.

"Tingginya potensi yang dapat dikembangkan dari produk turunan perkebunan kelapa sawit, membuat kami optimistis harga TBS kelapa sawit pada 2015 akan lebih baik," katanya, Senin (5/12).

Zulher menuturkan sepanjang 2014 petani kelapa sawit terus dibuat cemas dengan perlambatan ekonomi global yang berdampak pada lesunya perdagangan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Bahkan, harga TBS kelapa sawit Riau sempat mendekati harga harapan petani kelapa sawit senilai Rp1.500 per kilogram.

Dinas Perkebunan Riau mencatat rata-rata harga TBS kelapa sawit usia 10 tahun sepanjang 2014 yang mencapai Rp1.831,85 per kilogram mendekati harga tertinggi pada 2013 yang menyentuh Rp1.876,57 per kilogram.

Penguatan harga juga diikuti oleh rata-rata harga TBS kelapa sawit usia tiga tahun pada 2014 senilai Rp1.312,42 per kilogram, rata-rata harga CPO tercatat Rp8.293,96 per kilogram dan palm kernel oil (PKO) Rp5.257,51 per kilogram.

"Harga TBS kelapa sawit Riau tetap kuat dan stabil pada harga yang tinggi, meskipun banyak persoalan yang mempengaruhi industri kelapa sawit dalam negeri," ujarnya.

Zulher juga mengatakan Indonesia dan beberapa negara penghasil kelapa sawit lainnya terus mengupayakan pengelolaan perkebunan yang ramah lingkungan.

Pasalnya, industri kelapa sawit hingga kini masih menjadi sasaran kampanye negatif terkait pelestarian lingkungan.

Indonesia dan Malaysia bahkan telah mempelopori dilaksanakannya roundtable suistainable palm oil (RSPO) untuk memberikan sertifikasi kepada perusahaan kelapa sawit yang mengekspor CPO dan produk turunan kelapa sawit lainnya.

Di dalam negeri, pemerintah menerapkan Indonesian Suistainable Palm Oil (ISPO) sebagai dasar untuk memberikan sertifikasi terhadap perusahaan dan petani swadaya perkebunan kelapa sawit, agar melaksanakan prinsip green industry dalam mengelola usahanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lili Sunardi
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper