Kabar24.com, WASHINGTON- Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan siap membantu pencarian pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak, Minggu (28/12/2014) pagi, dalam perjalanan dari Surabaya menuju Singapura.
“Seperti yang telah kami lakukan di masa lalu, AS siap membantu pencarian apabila memang dibutuhkan,” tulis pernyataan resmi dari U.S. National Transportation Safety Board (NTSB), seperti dikutip Reuters.
SIMAK: AIR ASIA QZ8501 HILANG: TNI Kembali Kerahkan 2 Hercules Dalam Pencarian
NTSB juga terus memonitor situasi hilangnya pesawat AirAsia QZ8501, meski dari 162 penumpang di dalam pesawat tersebut tidak ada yang memiliki paspor AS.
Dalam pesawat itu dilaporkan terdapat 155 warga Indonesia, 3 warga Korea Selatan, satu warga Singapura, satu warga Malaysia, dan satu warga Inggris, serta seorang ko-pilot berkewarganegaraan Prancis.
Sebelum hilang kontak, tak ada panggilan darurat yang diberikan oleh pilot. Berdasarkan kontak terakhir, pilot hanya minta izin untuk mengubah rute guna menghindari cuaca buruk.
“Kami sangat terkejut dan sedih dengan insiden ini. Kami juga bekerja sama dengan sejumlah pihak berwenang untuk bisa menemukan penyebab insiden ini,” kata Sunu Widyatmoko, CEO AirAsia Indonesia, Minggu.
Maskapai penerbangan berbujet rendah yang 49 persen sahamnya dimiliki Malaysia itu tidak pernah mengalami kecelakaan, sejak pertama kali diluncurkan pada 2002.
“Ini adalah mimpi buruk terburuk saya. Tapi kami tidak boleh berhenti,” ujar Tony Fernandes, CEO AirAsia Malaysia, melalui akun Twitternya.
Tony pun terbang ke Surabaya untuk menggelar konferensi pers dan bertemu dengan para keluarga penumpang yang berkumpul di Bandara Internasional Juanda. (Kabar24.com)
BACA JUGA: