Kabar24.com, JAKARTA--MS Hidayat, Ketua Harian Golkar versi Munas Bali, mengklaim konflik antara kubu, Aburizal Bakrie (Ical) yang menyelenggarakan munas di Bali dengan Agung Laksono yang menghelat munas di Ancol, Jakarta, merupakan kisruh yang paling pelik dalam sejarah partai Beringin.
"Ini konflik Golkar yang paling pelik untuk diselesaikan karena sangat complicated," katanya kepada pers di Bakrie Tower, Selasa (16/12/2014).
Pasalnya, papar Hidayat, Golkar tidak bisa membiarkan lagi konflik ini berakhir dengan perpecahan atau pembentukan partai baru seperti 2009. Pada saat Munas 2009, Surya Paloh yang kalah bertanding dengan Ical memperebutkan kursi ketua umum, menyatakan keluar dan membentuk partai baru.
Jika konflik partai Golkar dibiarkan, lanjutnya, pasti akan berakhir dengan perpecahan.
"Ini yang kami tidak mau. Karena jika pecah lagi, suara Golkar akan kembali mengecil," katanya.
Untuk itu, kubunya mengedepankan jalan islah sebagai jembatan pemersatu kedua kubu itu. "Kita utamakan islah dulu. Ada juga mahkamah dan sesepuh partai yang siap memberikan masukan."
Saat ini, Hidayat yang ditunjuk Ical sebagai tim negosiator, sudah berkoordinasi dengan sesepuh Golkar a.l. Cosmas Batubara dan BJ Habibie. "Selain itu, kami juga sudah ketemu dengan Yorrys Raweyai [kubu Agung Laksono] terkait dengan penutupan sementara Kantor DPP."