Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belitung Timur Sediakan Lahan 50 Ribu Hektare untuk Tanaman Bahan Jamu

Pemerintah Kabupaten Belitung Timur Kepulauan Bangka Belitung menyiapkan lahan 50.000 hektare untuk penanaman rempah-rempah bahan jamu guna menunjang pertanian daerah setempat.
 Presdir PT Sido Muncul Tbk. Irwan Hidayat/Antara
Presdir PT Sido Muncul Tbk. Irwan Hidayat/Antara

Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah Kabupaten Belitung Timur Kepulauan Bangka Belitung menyiapkan lahan 50.000 hektare untuk penanaman rempah-rempah bahan jamu guna menunjang pertanian daerah setempat.

Hal itu dipaparkan Bupati Belitung Timur Basuri Thahaja Purnama disela-sela acara penandatangan kerjasama antara Pemkab Belitung dengan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) untuk penyedian bahan jamu di pabrik Semarang, Jumat (12/12).

Bupati mengatakan ketersedian lahan seluas 50.000 ha merupakan lahan bekas tambang timah. Saat ini, di sekitar lahan eks tambang tumbuh alang-alang liar yang jumlahnya makin banyak. Seperti diketahui, minuman alang-alang merupakan salah satu produk Sido Muncul.

“Kalau lahan dimanfaatkan untuk pertanian tidak ada habisnya. Beda halnya, jika lahan untuk pertambangan pasti lama kelamaan akan habis,” papar Basuri yang akrab disapa Yuyu.

Secara ekonomi, Yuyu mengakui sektor pertambangan di daerahnya mengalami penurunan sekitar 15%. Sebaliknya, sektor pertanian memberikan kontribusi 24,5% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Menurutnya, kebijakan pemerintah mengucurkan dana desa sebesar 10% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sangat menguntungkan bagi petani di setiap desa. Hal itu mengacu dengan Undang-Undang (UU) No 6/2014 tentang Desa.

Keuangan negara tahun ini tercatat sekitar Rp9,1 triliun dengan alokasi kucuran dana untuk 74.000 desa di Indonesia.

“Setiap kepala desa mempunyai kewenangan untuk mengelola alam atau potensi lahan sekitar. Misalkan setiap desa dapat kucuran dana Rp2,4 miliar, kalau dana itu dimanfaatkan untuk lahan pertanian pasti ada pertumbuhan ekonomi,” kata Yuyu yang juga adik Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok).

Pihaknya mengajak perwakilan kepala desa ke perusahaan dengan komiten SIDO untuk belajar pengelolaan bahan jamu. Ke depan, katanya, hasil produk pertanian dari Belitung Timur bisa dimanfaatkan petani setempat dan dapat memasok kebutuhan bahan jamu ke Sido Muncul.

Tahap awal, Yuyu sudah melakukan penjajakan pengiriman bahan jamu berupa alang-alang untuk dilakukan tes laboratorium di industri jamu terbesar di Indonesia ini.

“Beberapa sampel alang-alang sudah kami kirim ke sini. Namun sampai sini ternyata ada jamurnya. Nanti kami kirim lagi, tentu dengan harapan kemasan lebih bagus,” paparnya.

Presiden Direktur SIDO Irwan Hidayat mengatakan kerjasama itu sifatnya berkelanjutan dan berkesinambungan yang dapat membawa keberuntungan bagi masyarakat Belitung Timur. Menurutnya, perusahaan siap memberikan pelatihan dan arahan penggunaan alih teknologi untuk pengembangan industri jamu.

“Kami mengusulkan supaya tanaman kayu putih yang berpotensi di Belitung bisa dikirim ke sini untuk diproduksi. Soal harga tentu kompetitif,” ujarnya.

Irwan menginginkan ketersedian lahan bekas tambang di Belitung bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk penanaman rempah-rempah. Menurutnya, Sido Muncul siap membantu dalam penyediaan pupuk untuk kesuburan tanah tersebut.

Dia mengatakan penambahan bahan baku jamu dapat memacu produksi obat herbal pada tahun mendatang. Saat ini, ketersedian bahan baku jamu dari SIDO mencapai 35 ton per hari.

Irwan mengatakan bahan baku jamu itu dipergunakan sebagai bahan produk jamu Sidomuncul yakni sekitar 20 ton per harinya, dan sisanya untuk dijual ke industri lain.

Selain itu, lanjutnya, Sido Muncul tengah mengembangkan bahan baku untuk energi dari biomas dalam bentuk chip dan dijual dengan harga sekitar Rp900/kg.

Pada bulan ini, katanya, biomas mulai diproduksi yang kegunaannya dapat dicampurkan langsung dalam produksi jamu, tetapi kalorinya sedikit.
“Kalau dibuat chip maka kalorinya biasa lebih tinggi mencapai 5.300 kalori," paparnya.

Dia menambahkan bahan baku tersebut selama ini sangat dibutuhkan oleh industri obat dan jamu, bahkan di Korea butuh ribuan ton bahan baku tersebut sehingga pengembangan bahan baku tersebut sangat berpotensi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper