Bisnis.com, PALEMBANG – Pertumbuhan Sumatra Selatan diperkirakan dapat meningkat pada triwulan IV/2014 dibanding triwulan sebelumnya seiring proyeksi perbaikan sektor pertanian dan industri pengolahan pada tiga bulan terakhir tahun ini.
Bank Indonesia Wilayah VII Palembang memerkirakan pada triwulan terakhir itu, ekonomi Sumsel bisa tumbuh pada kisaran 5,1%--5,6% (yoy) atau lebih tinggi dibanding triwulan III/2014.
Dalam Kajian Ekonomi Regional (KER) Sumsel yang dirilis bank sentral, sektor pertanian diperkirakan mengalami normalisasi ke pola normalnya setelah kontraksi cukup dalam pada triwulan III/2014.
Kepala Perwakilan BI Wilayah VII Palembang R. Mirmansyah mengatakan normalisasi itu disebabkan karena musim panen sejumlah komoditas pertanian, termasuk kelapa sawit, terjadi pada triwulan IV/2014.
“Aktivitas perkebunan kelapa sawit juga akan meningkat seiring adanya pertumbuhan harga TBS hingga Oktober 2014 yang mencapai 27,5% (yoy),” katanya, Senin (1/12).
Mirmansyah mengatakan pertumbuhan sektor pertanian diperkirakan turut mendorong pertumbuhan industri pengolahan.
Selain itu, industri makanan dan minuman diperkirakan akan tumbuh guna memenuhi permintaan domestik dan ekspor menjelang akhir tahun.
Di sisi lain, BI memandang sektor pertambangan dan penggalian serta sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) akan mengalami normalisasi.
Sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan melambat setelah tumbuh tinggi pada triwulan III 2014.
Selain itu, pada triwulan ini diperkirakan terjadi dampak sementara penertiban izin usaha penambangan dan penertiban kegiatan ekspor.
“Pemerintah menetapkan bahwa ekspor batubara dapat dilakukan oleh penambang yang terdaftar sebagai Eksportir Terdaftar (ET).
Hal tersebut diperkirakan dapat menahan pertumbuhan produksi batubara lebih tinggi lagi,” jelasnya.
Selain didorong oleh sektor pertanian dan industri pengolahan, peningkatan perekonomian Sumsel juga akan dipengaruhi peningkatan investasi.
“Investasi diperkirakan akan terus tumbuh guna mendukung pembangunan fasilitas pendukung Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-api (KEK TAA),” katanya.