Bisnis.com, RIO DE JANEIRO – Negara perekonomian terbesar Amerika Latin, Brasil, akhirnya lolos dari resesi yang mengintai sejak awal tahun ini. Badan Statistik Nasional Brasil mencatatkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 0,1% (quarter-to-quarter) pada kuartal III/2014.
Negara itu terkontraksi 0,6% pada kuartal sebelumnya setelah situasi fiskal buruk dan inflasi tinggi menggerogoti aktivitas ekonomi. Pertumbuhan kembali memasuki area positif, menyusul komitmen Dilma Rousseff yang berjanji menggenjot kembali perekonomian negara itu.
“Apa yang sebelumnya terjadi [kontraksi ekonomi] merupakan sejarah yang amat buruk. Meski naik positif, siatusi ekonomi saat ini juga belum dapat dikatakan baik,” ungkap ekonom Banco Bilbao Vizcaya Argentaria, Enestor de Santos, Jumat (28/11).
Santos menegaskan pemerintah Brasil sebaiknya tidak bereuforia merespons data pertumbuhan. Pasalnya, penyesuaian fiskal mungkin masih akan melukai perekonomian dan sewaktu-waktu laju pertumbuhan bisa kembali ke area negatif.
Badan Statistik mencatat pertumbuhan terkerek terutama oleh naiknya belanja domestik dan belanja pemerintah menjelang pemilihan umum yang digelar Oktober lalu.
Seperti diketahui, sesuai dengan mandat Rousseff, Menteri Keuangan Brasil Joaquim Levy menyampaikan ia akan berupaya keras mendisiplinkan fiskal Negeri Samba demi mengembalikan keyakinan pasar dan memperbaiki proyeksi pertumbuhan.
Saat kembali mencalonkan diri, Rousseff berjanji untuk mengembalikan pertumbuhan Brasil dan mengendalikan inflasi. Dengan menetapkan Levy sebagai menkeu, ia pun berjanji akan mempersempit defisit bujet negara yang telah mencapai level tertinggi dalam dekade terakhir.