Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Sentral China: Pelonggaran Tunggu Data Kuartal IV

Bank sentral China menyatakan tidak akan buru-buru menetapkan kebijakan moneter longgar dan akan fokus memantau data perkembangan ekonomi kuartal terakhir tahun ini, terutama terkait pemulihan ekonomi global.

Bisnis.com, BEIJING Bank sentral China menyatakan tidak akan buru-buru menetapkan kebijakan moneter longgar dan akan fokus memantau data perkembangan ekonomi kuartal terakhir tahun ini, terutama terkait pemulihan ekonomi global.

Dewan Peoples Bank of China (PBoC) menyampaikan pihak bank sentral akan memonitor pemulihan ekonomi yang berlangsung di Amerika Serikat dan kebijakan moneter Jepang sebelum memutuskan apakah akan kembali memangkas suku bunga.

Mengenai apakah bank sental akan memangkas suku bunga atau menetapkan kebijakan pelonggaran lain, kami akan memantau indeks makroekonomi kuartal keempat, kata dewan kebijakan moneter PBoC, Chen Yulu dalam sebuah forum di Beijing, Kamis (27/11).

SepertiBisnisberitakan sebelumnya, bank sentral Negeri Tembok Raksasa pekan lalu memangkas tingkat suku bunga sebesar 40 basis poin (bsp) ke level 5,6% menyusul data yang menunjukkan inflasi dan indeks harga produser kian turun.

Keputusan ini mengejutkan pasar karena sebelumnya PBoC dan pemerintah tidak memberikan sinyal apapun. Kedua otoritas malah menegaskan berulangkali untuk amat selektif menentukan kebijakan longgar.

Sebelum memangkas tingkat suku bunga, pemerintah telah mengurangi persyaratan cadangan bank (reserve requirement ratio/RRR),mengucurkan total 700 miliar yuan pada bank-bank milik negara termasuk bank-bank regional dan bank-bank dengan sistem saham gabungan guna meningkatkan pinjaman.

Kucuran pertama sebesar 500 miliar yuan atau setara US$81,35 miliar pada bank-bank BUMN merupakan upaya peningkatan likuiditas, merespons kebijakan Federal Reserve yang kian mendekati normalisasi kebijakan moneter.

Penting bagi China untuk memantau bagaimana keberlanjutan pemulihan di Jepang dan AS, tutur Chen.

Terkait kebijakan pemangkasan suku bunga, bank sentral menyangkal bahwa keputusan tersebut telah mengubah komitmen bank sentral. Pascapengumuman pemangkasan suku bunga, tak sedikit pihak menduga Negeri Panda mulai menetapkan kebijakan moneter longgar.

Kendati demikian, Deputi Gubernur PBoC, Hu Xiaolian menyampaikan alasan utama pemangkasan suku bunga yaitu meningkatnya risiko deflasi, dan akan menunggu hingga inflasi sesuai dengan tingkat toleransi bank sentral.

Kami yakin pertumbuhan akan sehat dan berkelanjutan. Bank sentral tidak berniat mengubah arah kebijakan moneter saat ini. Pemangkasan suku bunga akan membantu pemerintah mendorong pertumbuhan, kata Hu.

Hal ini berkebalikan dengan apa yang juga dinyatakan dewan bank sentral sebelumnya, bahwa mereka akan bersiap untuk kembali memangkas tingkat suku bunga jika inflais belum sesuai trek yang diinginkan. Adapun, bank sentral mencatat inflasi berada di level 1,6% pada Oktober, sama dengan bulan sebelumnya dan terendah sepanjang tahun ini.

Reutersmelaporkan pernyataan kesiapan bank sentral untuk memangkas suku bunga tersebut, di tengah kekhawatiran kebijakan tersebut berisiko memicu lonjakan utang, penurunan aktivitas bisnis, dan peningkatan pengangguran.

Sementara itu, Kantor Statistik Nasional China mencatat profit industri China jatuh ke level terendah dalam dua tahun. Profit merosot 2,1% pada Oktober dari periode sama tahun sebelumnya, lebih rendah dari kenaikan 0,4% pada September, dan terendah sejak Agustus 2012 lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Sumber : Bloomberg/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper