Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penurunan Harga Minyak Dunia Diharap Sehatkan Fiskal India

Kendati menjadi persoalan penting bagi negara-negara anggora organisasi pengekspor minyak, penurunan konsisten harga minyak dunia dinilai berdampak positif bagi penyehatan fiskal di sejumlah negara perekonomian besar Asia, seperti Jepang, China, dan India.

Bisnis.com, NEW DELHI Kendati menjadi persoalan penting bagi negara-negara anggora organisasi pengekspor minyak, penurunan konsisten harga minyak dunia dinilai berdampak positif bagi penyehatan fiskal di sejumlah negara perekonomian besar Asia, seperti Jepang, China, dan India.

Penurunan harga minyak dunia telah membantu Perdana Menteri India Narendra Modi untuk mereformasi anggaran negara dengan mengalihkan alokasi subsidi bahan bakar yang selama ini berkontribusi besar terhadap defisit, ke sektor-sektor yang lebih produktif mendorong pertumbuhan.

Semakin rendah harga akan semakin baik bagi kami. Kami akan memantau ketat apa hasil pertemuan OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) hari ini, ungkap Direktur Keuangan Hindustan Petroleum, KV Rao di New Delhi, ia merujuk pada pertemuan negara-negara OPEC yang digelar Kamis (27/11).

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Modi memangkas alokasi subsidi bahan bakar yang membebani defisit negara selama setidaknya tiga dekade terakhir. Selain penurunan konstan harga minyak dunia, ia mengacu pada inflasi India yang tengah lemah ke level 5,2%.

Dengan pemangkasan alokasi subsidi untuk bahan bakar, Modi mampu mempersempit angkacurrent account deficit (CAD)yang sempat menjadi yang tertinggi di antara negara-negara Asia lain. Pascapenetapan kebijakan tersebut, HSBC Holdings Plc memangkas proyeksinya atas CAD India ke level 1,5% terhadap PDB dari sebelumnya 2,1%.

Gubernur bank sentral India Raghuram Rajan berencana mengendalikan inflasi ke level 6% pada Januari 2016. Namun sebelum 2015, inflasi telah mencapai tingkat kisaran 5% terdampak penurunan harga minyak dan komoditas dunia.

Harga minyak dunia turun seiring naiknya output Amerika Serikat ke level tertinggi dalam tiga dekade tarakhir. Di saat bersamaan, produsen terbesar minyak Arab Saudi tidak mengurungkan intensi untuk memangkas produksi minyaknya.

Adapun, pertemuan negara-negara OPEC akan memutuskan bagaimana cara menghindari penurunan harga terus-menerus. Untuk menaikkan harga minyak dunia, OPEC yang memasok 40% kebutuhan disarankan memangkas produksi.

Nasib Modi dalam mengelola keuangan negara akan ikut ditentukan oleh pertemuan tersebut mengingat 80% kebutuhan minyak India terpenuhi melalui impor. Seperti diketahui, selain India, sebagian besar kebutuhan minyak China dan Jepang juga bergantung pada impor.

RK Garg, Direktur Keuangan Petronet LG yang merupakan importir gas terbesar India menyampaikan negara itu berharap apapun keputusan OPEC, harga minyak dunia akan tetap berada di level rendah.

Jika harga lebih rendah, ini akan menguntungkan karena harga di pasar akan lebih terjangkau dan kompetitif, kata Garg.

Dengan rendahnya harga bahan bakar, Modi memiliki ruang untuk membebaskan harga diesel dari kontrol pemerintah untuk pertama kalinya dalam dekade terakhir.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Sumber : Bloomberg/Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper