Bisnis.com, PONTIANAK – Bank Indonesia dan kalangan pelaku usaha mendesak pemerintah daerah mengambil langkah serius guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat. Pada 2014, ekonomi Kalbar diprediksi hanya tumbuh melambat 4,4%-4,8%.
Kepala Perwakilan BI Kalbar Hilman Tisnawan mengatakan pada triwulan III/2014 perekonomian tumbuh melambat sebesar 4,45% (year-on-year) dibandingkan dengan triwulan II/2014 sebesar 4,53% (y-o-y). Padahal tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Kalbar mencapai angka 6,37%.
“Penyebabnya karena Kalbar hanya mengandalkan tiga komoditas primer yaitu CPO (crude palm oil), karet dan tambang terhambat pelarangan ekspor minerba. Perlu pengembangan industri hilirisasi supaya tidak hanya mengandalkan ketiga komoditas tersebut,” kata Hilman di sela-sela pembahasan Kajian Ekonomi dan Regional Provinsi Kalbar Triwulan III/2014, Rabu (26/11/2014).
Hilman mengatakan dari catatan kajian BI, produksi CPO pada triwulan III/2014 mengalami perlambatan karena dipengaruhi penurunan bahan baku seiring turunnya produksi tandan buah segar (TBS).
Data dari Dinas Perkebunan Provinsi Kalbar mencatatkan nilai produksi CPO turun dari 250.000 ton pada triwulan III/2014 dibandingkan dengan triwulan II/2014 yang mencapai 250.000 ton.
Adapun produksi TBS mencatatkan 1,23 juta ton atau tumbuh melambat sebesar 38,85% (y-o-y) dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 61,45% (y-o-y).
Sedangkan dari komoditas karet, terjadi kontraksi volume penjualan 17,12% (y-o-y) atau mencapai 44,37 ribu ton.
Nilai ekspor karet Kalbar hanya senilai US$100.000 pada triwulan III dan nilai itu sama pada triwulan sebelumnya.
Sementara nominal ekspor karet mengalami kontraksi 38,94% (y-o-y) atau lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi sebelumnya yang mencapai 37,57% (y-o-y).
Penyebabnya, menurut Hilman karena penurunan produksi bahan baku dan masih belum pulihnya permintaan untuk kebutuhan industri.
“Pemerintah daerah ke depan, tidak lagi mengandalkan murni CPO harus bisa menciptakan minimal produk pertama dari turunan CPO. Begitu juga dengan karet tidak hanya memproduksi lembaran karet,” katanya.
Menurutnya, pemerintah perlu mengambil kebijakan strategis berdasarkan analisa yang mendalam supaya kebijakan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Kalbar
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kalbar Soetaryo Soenardi mengatakan pemerintah daerah harus memperbaiki dua sektor vital untuk meningkatkan perekonomian Kalbar.
Pertama adalah pembangunan infrastruktur jalan guna memperlancar arus transportasi dan logistik barang dan jasa dari lokasi industri ke pelabuhan.
Soetaryo mengatakan infrastruktur jalan penghubung antardaerah hanya mampu menahan beban kendaraan 8 ton saja. “Idealnya seperti negara tetangga mampu menahan beban sampai 40 ton,” kata Soetaryo.
Pembenahan berikutnya, kata Soetaryo, pemda perlu mendukung investasi kehadiran energi terutama listrik yang stabil untuk mendukung biaya produksi industri.
“Setidaknya ke depan minimal membutuhkan 10% energi untuk menyuplai listrik ke industri-industri yang ada di sini [Kalbar]. Kita punya batu bara, semestinya dimanfaatkan sebagai energi dengan catatan pemerintah perlu mendukung pembangunan industri pencipta energi dari batubara untuk kelangsungan industri jangka panjang,” terangnya.