Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) menilai perlu ada penertiban pedagang sebagai upaya menata para pedagang di pasar tradisional di wilayah DIY.
Hal itu dikemukakan oleh Ketua DPW Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) wilayah DIY GKR Pembayun. Pembayun mengemukan di tengah upaya revitalisasi pasar tradisional yang dilakukan oleh pemerintah, masih terdapat pedagang yang berjualan di luar bangunan pasar.
Hal itu, ujarnya, menimbulkan keluhan di antara pada pedagang pasar eksisting yang berdagang di dalam bangunan pasar. Oleh karena itu, Pembayun menilai perlu ada penertiban yang tegas dan jelas oleh para stakeholder terkait.
"Banyak pedagang yang tidak resmi dan bertempat di luar bangunan. Solusinya, semua harus dirembug bersama dan penertiban pedagang yang tegas dan ketat," ujar Pembayun, Sabtu (22/11).
Selain soal pedagang ilegal, ujarnya, urusan modal juga masih menjadi kendala para pedagang pasar tradisional. Umumnya, pedagang tradisional masih menghadapi kendala berupa keterbatasan modal untuk melakukan ekspansi usaha.
"Keluhan pedagang pasar tradisional sekarang kebanyakan untuk hal modal dan pedagang yang tidak resmi dan tempatnya diluar bangunan," katanya.
Menurut Pembayun, kondisi pasar traditional di Kota Yogyakarta semakin lama semakin bagus dan tertataogy, terutama setelah revitalisasi yang dilakukan Pemkot Yogyakarta. Dia juga menilai semangat pedagang pasar tradisional di Yogyakarta tergolong luar biasa.
Setiap tahun, ujarnya, para pedagang pasar tradisional memiliki program grebek pasar yang semangatnya saling gotong royong.
"Bila pemkot dan kator pasar peduli, dan dengan rasa kasih sayang mereka membina dan mendampingi pedagang, pasti pedagang pasar ikut semangat dan gotong royong untuk bersama-sama menjaga pasar," katanya.
APPSI, ujarnya, terus melakukan pendampingan untuk para pedagang pasar. "Kami ingin pedagang pasar bisa menjadi lebih baik, terutama untuk sejahtera. Jangan sampai pasar berkurang dan ingin pasar traditional bisa semakin maju dan menjadi wisata."