Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tangkal Deflasi, China Akhirnya Pangkas Suku Bunga

Merespons data yang menunjukan inflasi November China berada di level 1,6% dan indeks harga produse melambat ke level 2,2%, Peoples Bank of China (PBoC) memutuskan untuk memangkas tingkat suku bunga negara itu.
  Perdana Menteri China Li Keqiang berjabat tangan dengan perwakilan pendidikan dari sejumlah wilayah di Beijing, 23 Juni 2014. /REUTERS
Perdana Menteri China Li Keqiang berjabat tangan dengan perwakilan pendidikan dari sejumlah wilayah di Beijing, 23 Juni 2014. /REUTERS

Bisnis.com, BEIJING – Merespons data yang menunjukan inflasi November China berada di level 1,6% dan indeks harga produse melambat ke level 2,2%, People’s Bank of China (PBoC) memutuskan untuk memangkas tingkat suku bunga negara itu.

Tanpa sinyal sebelumnya, bank sentral memangkas suku bunga pinjaman sebesar 0,4 persentase poin ke level 5,6% dan tingkat suku bunga deposito sebesar 0,25 persentase poin ke level 2,75%. Pemangkasan tingkat suku bunga ini untuk pertama kalinya dilakukan China sejak Juli 2012.

Bank sentral jelas mulai khawatir karena inflasi Negeri Panda tahun ini kian melemah. Sebelumnya, ekonom dan analis merekomendasikan pengucuran stimulus, karena penurunan harga komoditas dunia dapat menjebloskan China pada deflasi.

Kendati berulang kali direkomendasikan untuk memangkas tingkat suku bunga, pengambil kebijakan menyiratkan keengganan dan menyampaikan bahwa mereka memilih untuk memutuskan langkah stimulus selektif.

“Para pengambil kebijakan sepertinya menyadari bahwa pelonggaran yang sebelumnya mereka terapkan tidak cukup kuat mendongkrak belanja, sehingga sekarang mereka tidak setengah-setengah,” kata Xu Gao, ekonom Everbright Securities Co di Beijing, Jumat (21/11/2014).

Dengan dipangkasnya suku bunga, China kini sejajar dengan European Central Bank (ECB) dan bank sentral tetangganya, Bank of Japan (BoJ) yang secara agrsif menggelontorkan stimulus untuk menggenjot permintaan. Berkebalikan, bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve tengah mendekati masa normalisasi kebijakan moneter.

Dipangkasnya suku bunga juga dinilai juga merupakan cara bank sentral menyikapi pertumbuhan China yang terus melambat akibat lesunya pasar properti yang selama ini berkontribusi besar terhadap pertumbuhan, maupun perlemahan output pabrik.

Pemerintah mencatat korporasi China pun menghadapi persoalan utang akibat perlemahan pertumbuhan yang membatasi kemampuan mereka untuk membayar. Seperti diketahui, Beijing menghambur-hamburkan kredit sepanjang 2008-2010 sebagai stimulus ekonomi sehingga negara itu mampu bangkit dari krisis finansial global

Kendati melakukan hal di luar komitmen, bank sentral meyakinkan bahwa pemangkasan tingkat suku bunga tidak berati otoritas moneter menyampingkan proses reformasi ekonomi yang dijanjikan.

“Keputusan PboC ini jelas akan mengurangi tekanan bagi peminjam terutama perusahaan-perusahaan besar swasta dan perusahaan milik negara,” ungkap ekonom Capital Economics, Mark Williams.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Setyardi Widodo
Sumber : Bloomberg/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper